Sukses

Jejak Mistis Hantu Pejuang di Kamar Bung Karno

Bersama Haji Agus Salim dan Sutan Syahrir, Sukarno menjalani pengasingan di Parapat pada Desember 1948 hingga Februari 1949.

Liputan6.com, Parapat - Dikenal sebagai lokasi wisata dengan pemandangan alam yang indah, Danau Toba , Sumatera Utara, menyimpan banyak cerita perjuangan. Danau yang dikelilingi tujuh kabupaten Sumatera Utara ini, pada salah satu sudutnya pernah menjadi tempat tinggal Bapak Proklamator Sukarno.

(Ikuti "Jejak Pejuang di Kota Pembuangan" di sini).

Bersama Haji Agus Salim dan Sutan Syahrir, Sukarno menjalani pengasingan di Parapat pada Desember 1948 hingga Februari 1949.

Jejak perjuangan Sukarno di kawasan Danau Toba terwujud dalam sebuah rumah di Parapat, salah satu kota yang berada di pinggiran Danau Toba.

Selama masa pengasingannya di pinggiran Danau Toba, ketiga tokoh bangsa tinggal di salah satu bangunan yang didirikan pada 1820. Hingga saat ini, bangunan tersebut masih berdiri kokoh dengan mempertahankan arsitektur neoklasik.

Rumah putih dengan balkon depan melingkar terlihat megah. Untuk luasnya, bangunan yang dikenal sebagai Rumah Pengasingan Sukarno ini berukuran sekitar 10 x 20 meter, dengan luas halaman berkisar 2 hektare.

Rumah tempat tinggal Bung Karno saat diasingkan ke Parapat

Jika Anda berkunjung ke rumah pengasingan yang terletak di atas bukit dan langsung menghadap ke Danau Toba ini, suasana perjuangan Bung Karno bersama Agus Salim dan Sutan Sjahrir begitu terasa.

Saat memasuki rumah pengasingan, bukti keberadaan Bung Karno dari beberapa lukisan dan perabotan rumah yang pernah dipakai, seperti tempat tidur, lukisan, foto, kursi ukir, koleksi buku, serta barang-barang lainnya masih terawat dengan baik.

Meski hanya sekitar dua bulan di rumah pengasingan, Bung Karno sangat mengagumi keindahan tempat dia diasingkan ini.

"Rumahnya sangat indah dan cantik. Sangat indah pemandangan itu," kenangnya dalam buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia karya Cindy Adams.

Selama di rumah pengasingan, Bung Karno beserta Agus Salim dan Sutan Sjahrir tidak bebas. Keberadaan mereka ditutup rapat sehingga warga sekitar tempat pengasingan tidak mengetahui.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Lokasi Wisata

Hingga saat ini pengasingan Sukarno di Parapat masih berdiri megah dan dikelola oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

Dalam perawatannya, pengurus Rumah Pengasingan Sukarno sangat berhati-hati dalam menjaga keutuhan serta nilai sejarah dari bangunan tersebut.

Kursi di rumah pengasingan Bung Karno di Parapat

Pengurus Rumah Pengasingan Bung Karno di Parapat, Mangasi Sinaga, mengatakan, rumah tersebut tidak dibuka untuk umum. Namun, tidak menutup kemungkinan wisatawan bisa masuk dengan izin ke biro umum Pemprov Sumut. Ini dilakukan agar tempat yang merupakan salah satu peninggalan bersejarah ini bisa tetap terjaga

"Kalau untuk fisiknya, rumah pengasingan masih terawat dengan baik. Banyak masyarakat mengunjungi walau sekadar berfoto dari luar. Ada wisatawan lokal maupun mancanegara,” kata Mangasi kepada Liputan6.com, 13 Agustus 2017.

Rumah pengasingan Bung Karno di Parapat terdiri dari dua lantai. Di lantai satu terdapat tiga kamar. Di lantai dua ada satu kamar dengan model tempat tidur yang lebih luas.

"Bung Karno saat di rumah pengasingan menempati salah satu kamar di lantai satu," ujar dia.

Kamar tersebut jadi saksi sejarah ketika suatu malam sekelompok pemuda berusaha membebaskan Bung Karno. Dengan menggunakan perahu kecil, tengah malam gulita para pemuda tersebut berusaha mendekat ke kamar Sukarno.

Presiden pertama RI yang saat itu tengah berada di kamar mengetahui hal tersebut. Namun, dia tidak bisa berbuat apa-apa karena penjagaan sangat ketat.

Tragis, belum sempat para pemuda tersebut mendekat dan membebaskan Bung Karno, rentetan senapan mesin menghentikan langkah para pejuang tersebut. Belanda rupanya telah mengetahui rencana tersebut. Misi gagal dan para pemuda itu gugur.

Meninggalnya para pejuang di dekat kamar Sukarno tersebut kini menyisakan jejak mistis. Sejumlah orang yang pernah tidur di kamar Sukarno mengaku ada hantu mondar-mandir di sekitar kamar tersebut.

Penduduk setempat yakin itu adalah roh pejuang yang mencoba membebaskan Bung Karno dari tawanan Belanda.

Saksikan video menarik di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.