Sukses

Yudi Latif: Pancasila Ditinggalkan Karena Traumatik Masa Lalu

Nilai-nilai Pancasila juga semakin tergerus oleh berbagai ideologi yang berasal dari luar.

Liputan6.com, Bogor - Kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP Pancasila) Yudi Latif mengatakan, Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia saat ini mulai ditinggalkan. Hal itu akibat dari trauma pengalaman masa lalu.

"Pancasila sudah mulai ditinggalkan, mungkin karena akibat trauma masa lalu," kata Yudi di sela kegiatan Peluncuran Program Penguatan Pendidikan Pancasila di IPB International Convention Center Bogor, Jumat (11/8/2017).

Nilai-nilai Pancasila juga semakin tergerus oleh berbagai ideologi yang berasal dari luar. Ditambah lagi kurang mendapat perhatian serius, termasuk di sekolah.

"Ketika Pancasila longgar karena beberapa hal termasuk cara pengajarannya tidak menarik, di situlah ada retakan," kata Yudi.

Oleh sebab itu, sambung dia, penting untuk terus melakukan sosialisasi dan internalisasi terkait dengan Pancasila sebagai ideologi. Salah satu upaya yang kini tengah dilakukan UKP Pancasila adalah melakukan sosialisasi Pancasila dengan menggunakan metode yang kekinian, seperti audio visual, pendekatan interaktif dan partisipatif yang dirasa bisa diterima oleh anak muda.

"Acara ini hanya penanda, untuk penguatan Pancasila memang tidak bisa berhenti di sini saja. Harus ada program jangka panjang, terencana, terstruktur, dan harus dimulai dari tingkat dasar dengan metodologi yang menarik, tidak dengan materi pengulangan," terang Yudi.

Ia berharap praktiknya perlu mendapat perhatian semua pihak bekerja sama menghidupkan dan menggelorakan kembali Pancasila sebagai laku hidup anak-anak bangsa.

Sementara dalam peluncuran program penguatan pendidikan Pancasila tersebut diikuti 530 mahasiswa dan 110 dosen dari seluruh Indonesia di Bogor, Jawa Barat.

Kegiatan dilakukan UKP-PIP dan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) selama dua hari. Acara terakhir pada Sabtu besok berlangsung di Istana Bogor yang akan dihadiri oleh Presiden Jokowi.

Saksikan video menarik di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.