Sukses

Ajang Mobil Balap Teknologi Listrik Ini Akan Mengguncang Masa Depan

Formula E sendiri dipercaya bakal menjadi ajang balap masa depan karena dinilai bisa menyaingi Formula 1

Liputan6.com, Montreal Akhir Juli 2017 Sirkuit Montreal Kanada menjadi saksi kehebatan pebalap Brazil Lucas Grassi di ajang Formula E atau balap mobil formula bertenaga listrik. Dua seri terakhir yang berlangsung di Montreal tanggal 29 dan 30 Juli Formula E ini menjadi pertarungan antara dua pebalap Lucass Grassi dengan mantan pebalap Formula 1 Sebastian Buemi asal Swiss.

Seperti ditayangkan Liputan6 Pagi SCTV, Rabu (9/8/2017) , sebelum di montreal, Sebastian Buemi masih memimpin klasemen dengan keunggulan 20 angka dari Grassi. Namun Grassi menjadi pemenang di seri ke-11 sementara Buemi gagal berlomba. Hal ini membuat kondisi berbalik dimana Grassi memimpin klasmen diatas Buemi dan seri ke-12 yang keesokan harinya menjadi seri penentu.

Grassi yang cukup finish di depan Buemi mampu mempertahankan strateginya. Ia finish di posisi 7 sementara Buemi finish di posisi 11. Hal ini membuat Grassi dipastikan menjadi juara dunia Formula E musim 2016-2017.

Grassi yang membela Tim Abt Schaeffler Audi Sport mengumpulkan 181 angka sementara Buemi 157 angka dari 12 seri yang telah dijalani. Namun untuk kategori tim gelar juara direbut oleh Tim Renault E Dams yang merupakan tim dari Sebastian Buemi.

Formula E sendiri telah berlangsung selama tiga musim yang dimulai tahun 2014. Kala itu Nelson Piquets Junior menjadi pebalap pertama yang menjuarai Formula E dengan keunggulan tipis satu angka atas Sebastian Buemi.

Di musim kedua tahun 2015-2016 Sebastian buemi menjadi juara dengan keunggulan dua angka atas Lucas Grassi. Formula E sendiri dipercaya bakal menjadi ajang balap masa depan karena dinilai bisa menyaingi Formula 1 dan memiliki kelebihan ramah lingkungan karena mobi yang digunakan bertenaga listrik.

Â