Sukses

LPAI Cemaskan Psikologis Anak Pria Dibakar Hidup-Hidup di Bekasi

LPAI akan pastikan anak pria yang dibakar hidup-hidup di Bekasi tidak mengalami trauma.

Liputan6.com, Jakarta - Sekjen Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Henny Rusmiati prihatin akan nasib M Alzahra atau Joya yang dibakar hidup-hidup di Bekasi. Terutama karena almarhum Joya meninggalkan istri yang tengah hamil juga anak yang baru berusia 4 tahun.

Untuk itu, LPAI akan berupaya memberi dukungan psikologis pada keluarga korban. Khususnya anak korban yang bisa mengalami trauma mendalam akibat kejadian itu.

"Ranah kami adalah perlindungan anak sehingga LPAI akan mengobservasi kondisi psikologis anak korban," katanya kepada Liputan6.com di Jakarta, Selasa (8/8/2017).

Dia mengaku cukup khawatir dengan ramainya awak media juga masyarakat yang berkunjung ke rumah korban. Hal itu, dinilai bisa mengganggu sang anak secara psikologis.

"Apalagi kalau anak korban mendengar cerita memilukan berulang-ulang atau mendengar ibunya menangis tiap hari. Itu bisa sebabkan trauma mendalam pada anak," kata Henny.

Memang, ramainya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak seperti tokoh masyarakat dan pejabat pemerintahan tidak bisa dihalangi. Namun, harus ada tindakan yang dilakukan untuk membatasi informasi tentang meninggalnya Joya kepada sang anak.

Henny mengimbau, untuk sementara, anak korban sebaiknya tidak tinggal di rumah duka pada siang hari. Dengan begitu, dia tidak akan dibombardir informasi seputar kematian ayahnya.

"Sebisa mungkin anak jangan tinggal bersama orangtuanya dulu. Siang ketika ramai yang datang, anak bisa tinggal sama keluarga lain. Malam baru kembali lagi ke ibunya," saran Henny.

Karena, jelas dia, tiap anak punya ketahanan mental berbeda-beda. Makanya, untuk mengantisipasi terjadinya trauma mendalam, akan lebih baik jika anak tidak dibombardir dengan informasi yang memilukan.

"Bisa mempengaruhi kelakuan anak kelak. Makanya kami akan pastikan, anak korban tidak terlalu banyak melihat tamu," sebutnya.

LPAI akan mendatangi keluarga korban Joya, Rabu besok, 9 Agustus 2017. LPAI akan mengobservasi kondisi psikologis anak korban yang masih berusia belia itu.

Sebelumnya, sejumlah tokoh seperti Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berkunjung ke rumah Joya untuk memberi bantuan. Joya sendiri dituduh mencuri amplifier di sebuah musala hingga dikeroyok dan dibakar hidup-hidup.

Saksikan Video Menarik di Bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.