Sukses

Jalan Dewi Sartika Jadi Dewi Perssik di Bekasi Itu Tidak Lucu

Pemkot Bekasi masih menunggu diperbaikinya nama Jalan Dewi Sartika yang diubah menjadi Jalan Dewi Perssik.

Liputan6.com, Jakarta Dinas Komunikasi, Informatika, dan Persandian (Diskominfotasandi) Kota Bekasi, masih menunggu pergantian nama Jalan Dewi Sartika di aplikasi Google Maps yang berubah menjadi Jalan Dewi Perssik. Kepala Diskominfotasandi Titi Masrifahati menilai pengubahan nama jalan tersebut dapat merugikan masyarakat.

"Candaan itu enggak lucu. Ini adalah nama pahlawan yang seharusnya dihormati," kata Titi saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (8/8/2017).

Dampak nama jalan yang tidak sesuai tersebut sangat luas. Misalnya saja para pengendara ojek online yang biasa mengikuti rute penunjuk arah di aplikasi telepon atau kurir yang akan mengirimkan barang ke tujuannya.

"Mau antar orang atau barang nanti yang ada malah kebingungan," tutur Titi.

Menurut Titi, pihaknya pertama kali mengetahui perubahan nama Jalan Dewi Sartika ke Dewi Perssik pada Sabtu, 5 Agustus 2017, berdasarkan laporan dari masyarakat.

Titi lalu mengecek aplikasi yang dimaksud dengan mengetik tujuan Jalan Dewi Sartika. Benar saja, jalan yang dituju tidak ada. Namun, aplikasi itu langsung merujuk ke Jalan Dewi Perssik.

Atas temuan itu, Titi dan jajarannya berupaya memberi feedback di fitur yang ada di Google Maps. Namun, hingga Senin kemarin belum ada perubahan.

Kemudian, Pemerintah Kota Bekasi mengirimkan surat ke Kominfo agar dapat diteruskan ke Google. Hingga hari ini pun nama pahlawan itu belum juga berganti.

Respons Google

Dalam pernyataan resminya, pihak Google Indonesia mengaku bahwa ada kesalahan nama tempat di Google Maps yang tidak seharusnya terjadi.

"Google Indonesia memohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Tim kami telah mengambil tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki isu ini," tulis Google Indonesia dalam keterangan resmi kepada Tekno Liputan6.com, Senin, 7 Agustus 2017.

Pihak Google juga menjelaskan, kumpulan data yang ada di Google Maps sebetulnya berasal dari berbagai sumber. Dari basemap Google, seperti nama tempat dan nama jalan, adalah kombinasi dari penyedia pihak ketiga, sumber data publik, dan kontribusi pengguna.

"Secara keseluruhan ini memberikan kami data yang komprehensif dan up-to-date. Namun, kami sadar adanya kemungkinan munculnya informasi yang keliru dari sumber-sumber ini. Kami memperbarui data secara reguler. Akan tetapi, waktu yang dibutuhkan bervariasi. Inilah mengapa kami mempunyai tool yang bisa dimanfaatkan pengguna untuk mempercepat proses," ujar Google.

Oleh karena itu, Google mengimbau pengguna untuk melaporkan informasi yang tidak akurat via tool "Send Feedback" yang berada di pojok kiri bawah aplikasi Google Maps, atau di pojok kanan bawah jika pengguna memakai Google Maps via desktop.

Setelah itu, klik "Report a data problem" untuk menyampaikan kekeliruan informasi di Google Maps.

Saksikan video menarik di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.