Sukses

Dehidrasi dan Perubahan Suasana Picu Sakit Jemaah Haji Indonesia

Petugas terus mengedukasi jemaah haji Indonesia dan petugas kloter agar mengantisipasi potensi dehidrasi.

Liputan6.com, Madinah - Sebanyak 11 pasien jemaah calon haji Indonesia tengah dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daker Madinah, dalam rentang sepekan kedatangan jemaah Tanah Air di Kota Nabi. Empat di antaranya sudah diperbolehkan pulang untuk kembali ke hotelnya.

Kasubsie KKHI Daker Madinah Ika Nurfarida mengatakan, kebanyakan pasien yang dirawat karena kambuhnya penyakit yang sudah dibawa dari Tanah Air.

"Kekambuhan itu dipicu oleh dehidrasi serta perubahan situasi dan lingkungan," ujar Ika di KKHI, Madinah, Minggu (6/8/2017).

Ika menerangkan, KKHI Daker Madinah melalui Tim Promotif dan Preventif (TPP) terus mengedukasi jemaah dan petugas kloter agar mengantisipasi potensi dehidrasi. Menurut dia, pesan edukatif sudah diberikan sejak dari Tanah Air hingga jemaah sampai di Tanah Suci.

Beberapa pesan yang diberikan kepada jemaah antara lain agar jemah haji minum dalam jumlah cukup, minimal 300cc setiap jam bagi jemaah yang normal, tanpa menunggu rasa haus. "Jika jemaah punya faktor risiko, seperti kencing manis, harus minum lebih dari itu," tutur dia.

Kemudian, melengkapi diri dengan Alat Pelindung Diri (APD), misalnya berupa semprotan wajah, masker, topi, alas kaki, dan membawa kurma.

Terkait faktor perubahan lingkungan, Ika mengatakan kalau itu bisa terjadi karena terjadinya perubahan lingkungan fisik, antara lain, suhu yang sangat panas hingga hampir dua kali lipat dari suhu di Tanah Air. Selain itu juga pergerakan jemaah dalam jumlah yang sangat besar, kondisi yang sebelumnya tidak ditemukan di Tanah Air.

Perubahan lainnya berupa pola aktivitas. Sebagian besar jemaah haji Indonesia hidup di wilayah pedesaan dan jarang bepergian. Mereka juga tidak terbiasa bertemu banyak orang. Saat berangkat haji, mereka langsung pergi ke lokasi yang sangat jauh dan bertemu banyak orang dan dengan layanan fasilitas yang berbeda.

 

Saksikan video menarik di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.