Sukses

Belajar Keberagaman Umat Beragama dengan Walking Tour

Belajar soal keberagaman antar umat beragama, puluhan wisatawan ini mengunjungi satu per satu tempat ibadah di Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Walking Tour adalah nama kegiatan yang sedang dilakukan puluhan wisatawan asal Jakarta. Kegiatan ini mengunjungi sejumlah tempat ibadah yang ada di Ibukota Jakarta.

Seperti ditayangkan Liputan6 Pagi SCTV, Kamis (3/8/2017), kunjungan pertama adalah Masjid Istiqlal Jakarta Pusat. Di masjid terbesar se-Asia Tenggara itu, Anda bisa melihat kemegahan masjid yang selesai dibangun pada tahun 1978 oleh Frederich Silaban, yang merupakan nonmuslim.

Di masjid dengan luas bangunan 2,4 hektar dan luas lahan 9,3 hektar ini, berdiri kokoh 12 tiang penyangga raksasa serta bedug raksasa yang terbuat dari kulit sapi dan memiliki ukiran menarik di pinggirannya, yang melambangkan makhluk hidup. Masjid Istiqlal biasanya digunakan para pejabat tinggi negara, seperti Presiden dan Wakil Presiden untuk menjalankan salat Idul Fitri maupun salat Idul Adha.

Perjalanan dilanjutkan ke seberang Masjid Istiqlal, yaitu Gereja Katedral. Memasuki gereja, peserta tur bisa melihat replika Gua Maria. Setelah puas melihat replika Gua Maria, Anda juga bisa masuk ke dalam Gereja Katedral, dan melihat kemegahan gereja yang berdiri sejak tahun 1901 ini, serta menyaksikan langsung proses ibadah di dalam gereja. Tapi tentu Anda tak bisa berlama lama di dalam gereja jika jemaat gereja sedang beribadah.

Tak hanya masjid dan gereja, para peserta Walking Tour juga diajak ke tempat ibadah warga Tionghoa yang terletak di sebuah gang kecil di kawasan pasar baru Jakarta Pusat.

Di tempat tersebut, para peserta tur  bisa menikmati ornamen indah di dalam klenteng yang didominasi warna merah. Apa yang dilakukan para peserta ini memang bukanlah hal yang mewah tapi yang pasti merupakan hal yang bisa menjadi pembelajaran dalam menghargai keberagaman umat beragama. Hal itulah yang menjadikan negara Indonesia spesial di mata dunia, karena mampu menjaga persatuan di tengah keberagaman.

Pelajaran yang bisa diambil dari Walking Tour ini adalah, bagaimana kita melihat perbedaan dengan tidak melihat perbedaanya, tetapi cobalah kita melihat perbedaan dari persamaanya. Karena perbedaan adalah anugerah.