Sukses

Polisi Buru Broker Pemegang Paspor WNA Sindikat Penipuan

Rikwanto mengungkapkan 80 persen WNA yang terlibat kasus kejahatan siber itu mengaku tidak mengantongi paspor.

Liputan6.com, Jakarta - Penyidik gabungan dari Bareskrim Polri dan Polda Metro Jaya terus memburu broker yang diduga menyimpan paspor milik seratus lebih WNA asal Tiongkok dan Taiwan.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto mengungkapan 80 persen WNA yang terlibat kasus kejahatan siber itu mengaku tidak mengantongi paspor.

"Yang enggak punya identitas, mereka masih belum bisa kita yakinkan. Alasannya dipegang oleh seseorang. Jadi kita dalami saja dulu. Mudah-mudahan sponsornya itu bisa kita amankan," kata Rikwanto di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Senin (31/7/2017).

Rikwanto menyatakan, hanya sebagian kecil dari mereka yang memegang paspor. Untuk masuk ke Indonesia, mereka menggunakan visa turis dan pekerja.

"20 persen dari mereka punya paspor. Ada yang izinnya turis, kerja, dan kunjungi keluarga," ucap Rikwanto.

Meski demikian, Rikwanto memastikan pihaknya tetap akan mendalami cara mereka tiba di Tanah Air, apakah melalui jalur legal atau ilegal. "Makanya, ini yang kamu sedang telusuri," tambah Rikwanto.

Sebelumnya, tim gabungan Bareskrim Polri dan Polda Metro Jaya baru saja mengungkap kejahatan penipuan melalui telepon atau phone fraud. Tiga lokasi di Indonesia menjadi titik mereka melakukan kejahatannya yaitu Surabaya, Jakarta, dan Bali.

Sindikat ini berasal dari China dan Taiwan. Modusnya, dengan menggunakan data-data nasabah bank di China dan Taiwan, sindikat itu menghubungi para korban. Lalu mereka menyamar seolah-olah dari instansi penegak hukum di Taiwan.

Para sindikat itu ada yang berperan sebagai polisi, jaksa atau petugas bank. Kemudian para pelaku ini mengatakan kepada korban bahwa si korban sedang diselidiki karena terkait kasus pidana.

Setelah para korban ketakutan, maka para sindikat ini meminta sejumlah uang agar dikirimkan kepada mereka. Tujuannya untuk menghentikan kasus pidana yang seolah-olah sedang mereka lakukan.

Saksikan video Menarik di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.