Sukses


Oesman Sapta: Menangkal Ancaman Asing Dengan Pedoman Empat Pilar

Wakil Ketua MPR Oesman Sapta menuturkan bangsa kita saat ini sedang terancam oleh intervensi asing.

Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua MPR Oesman Sapta menuturkan bangsa kita saat ini sedang terancam oleh intervensi asing. "Asing sedang berupaya menghancurkan negara kita," ujar Oesman Sapta d hadapan tokoh dan warga Jawa Timur dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR, Surabaya, Minggu, (30/7).

Ancaman itu disebutkan, seperti adanya keinginan untuk menguasai sumber daya alam yang ada, batu bara, emas, dan materi tambang lainnya.

"Ada upaya besar-besaran untuk mengekspor batu bara," ujarnya. Akibatnya menurut Oesman Sapta, Indonesia kekurangan energi. 

"Kita kekurangan listrik jadinya," ungkapnya. Oesman Sapta menyarankan seharusnya produk batu bara diproses di dalam negeri hingga produk akhir.

Ancaman yang lain diungkapkan oleh Oesman Sapta adalah, keinginan kekuatan asing merebut sektor-sektor ekonomi.

Narkoba yang merajalela saat ini, disebut Oesman Sapta juga sebagai sarana untuk menghancurkan Indonesia.

"Narkoba ancaman bangsa dengan menyasar anak-anak muda. Narkoba sudah menyerang anak-anak sekolah dasar," tambahnya.

Untuk menangkal ancaman-ancaman tersebut, menurut Oesman Sapta, adalah dengan memegang teguh Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

"Narkoba tak mampu menyerang orang yang memegang teguh Empat Pilar," ujarnya.

"Bila tak ada Empat Pilar negara ini hancur," tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, Oesman Sapta menyebut masalah asal usul, warna kulit, dan perbedaan yang lain yang ada di Indonesia sudah selesai.

Keragaman yang ada di Indonesia bukan barang yang baru. Oesman Sapta mengungkapkan pada jaman Nabi dulu juga ada keragaman namun keragaman itu bisa disatukan oleh Nabi dalam hidup saling menghormati dan menghargai.

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.