Sukses

Cara Universitas Pertahanan Tangkal Paham Radikalisme ke Pelajar

Rektor Unhan Letjen TNI I Wayan Midhio radikalisme mengatakan radikalisme mudah menyebar kepada kalangan yang tingkat pemahamannya rendah.

Liputan6.com, Bogor - Radikalisme menjadi ancaman nyata bagi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Peran pelajar dinilai sangat penting dalam upaya mencegah penyebaran radikalisme.

Rektor Universitas Pertahanan (Unhan) Letjen TNI I Wayan Midhio mengatakan, radikalisme dan terorisme memang sulit dicegah atau dihentikan. Untuk mengatasinya, masyarakat harus bersama-sama mencegah munculnya paham tersebut.

"Untuk mencegah itu, peran pelajar pun sangat penting. Sebab, pelajar juga bisa menangkal gejala radikalisme dan terorisme," kata Midhio usai menutup Parade Cinta Tanah Air (PCTA) ke kalangan pelajar se-Bogor di Universitas Pertahanan (Unhan), Bogor, Kamis sore, 27 Juli 2017.

Midhio menjelaskan radikalisme mudah menyebar kepada kalangan yang tingkat pemahamannya rendah. Karena itu, pelajar sebagai agen perubahan sekaligus generasi penerus bangsa, harus memiliki pemahaman lebih.

Melalui kegiatan PCTA, kata Midhio, setidaknya para pelajar lebih tahu makna radikalisme. Sebab, mereka yang menganut paham radikal sering kali tidak menyadari dampak dari perbuatannya.

"PCTA juga untuk memupuk rasa Cinta Tanah Air, semangat bela negara, rasa kebersamaan, kekeluargaan, persatuan dan kesatuan bangsa bagi generasi penerus," ujar dia.

Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unhan Rudi Laksmono menjelaskan, PCTA merupakan bentuk nyata dari Unhan dalam menyebarkan paham cinta Tanah Air melalui bela negara kepada generasi muda.

"Kami berharap PCTA yang dikemas melalui lomba pidato dan karya tulis ini, bisa menularkan rasa nasionalisme dan dapat menangkal paham radikal," ujar dia.

Menurut Rudi, untuk mengukur keberhasilan kegiatan ini tidak bisa dilihat saat ini. Namun, akan terlihat dan dirasakan hingga selamanya.

"Dampak positifnya jangka panjang karena ini berproses. Makanya kami beri (pemahaman) lebih dulu. Jangan didahului paham lain," Rudi menandaskan.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.