Sukses

Forum Rektor Dukung Pembentukan 'ABG' di Daerah-Daerah

Dalam Sarasehan Kebangsaan S.D. Darmono founder President University berbagi pengalaman dalam membangun kota baru

Liputan6.com, Jakarta Dalam Sarasehan Kebangsaan S.D. Darmono founder President University berbagi pengalaman dalam membangun kota baru, seperti yang diceritakan dalam buku barunya “Building a Ship While Sailing”, Selasa, (25/7/2017) di Senior Living D’Khayangan Kota Jababeka, Cikarang,

Chairman Jababeka ini menyebutkan, kesenjangan sosial di Indonesia bisa diatasi jika ada Triple Helix, yaitu Akademisi, Businessman dan Government (ABG) berkumpul.

“Jika “ABG” berkumpul melakukan KKN (Koneksi, Komunikasi, dan Networking) kemudian membangun kota baru di daerah-daerah, seperti yang Jababeka lakukan di Cikarang, maka akan membuka lapangan pekerjaan dan bisa mengatasi kesenjangan sosial. Untuk itu para perguruan tinggi di Indonesia bisa mensosialisasikan ini ke daerah-daerah,” ungkap S.D. Darmono.

Lanjut S.D. Darmono, ada sebanyak 300 'ABG' sudah terbentuk di Jakarta, “Saya sampaikan ke Pak Jokowi agar ini bisa dibuat di 15 kota di Indonesia. Kita membantu negara mengatasi demokrasi yang belum sempurna ini, dengan membangun kawasan industri yang bersifat otoriter atau otonom, dan diberi waktu hingga 30 tahun agar bisa menjadi seperti Singapura. Jangan proses demokrasi setiap 5 tahun menimbulkan ketidakpastian di kalangan pengusaha. Untuk itu 'ABG' harus di luar struktur pemerintahan, bersifat non politik dan non partisan,” harap penggagas berdirinya Kawasan Industri Kendal ini.

Sejalan dengan pemikiran S.D. Darmono, Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Prof Komaruddin Hidayat menginginkan, demokrasi itu berjuang untuk hal yang kreatif dan produktif.

“Perlu dibangun networking yang melahirkan gagasan-gagasan, seperti adanya 'ABG' di daerah-daerah akan membantu pemerintah daerah. Contoh di Cikarang ini bisa dipakai Pemda untuk membangun daerahnya, di sinilah laboratoriumnya, karena daerah-daerah kadang tidak punya konsep,” ungkap Prof Komaruddin.

Dalam kesempatan yang sama, mantan Ketua DPR Dr. H. Marzuki Alie, SE,MM, yang kini menjabat sebagai Rektor Universitas Indo Global Mandiri, menyampaikan, gagasan Pak Darmono ini tinggal diformulasikan. Adanya 'ABG' di setiap provinsi harus ada jaminan melalui Perda/UU, agar ada kepastian investasi, karena pimpinan daerah bisa berubah setiap 5 tahun. Saran saya pertemuan semacam ini bisa rutin dan menghasilkan produk yang bisa kita sampaikan,” ungkap politisi Partai Demokrat ini.

Akademisi Bangun Peradaban

Sementara itu, Prof. Dr. Suyatno, M.Pd., Ketua Forum Rektor Indonesia menyampaikan, kegiatan sarasehan ini untuk meneguhkan komitmen dan integritas kami sebagai profesional, akademisi dan intelektual. Kita sebenarnya punya pilar demokrasi, ada partai politik, birokrasi dan media, namun ketiganya terjebak dalam rutinitas. Jadi andalannya sekarang adalah akademisi melalui perguruan tinggi.

“Ide Pak Darmono ini harus disebarluaskan, jangan hanya di Jababeka. Kita lihat kondisi bangsa ini yang mengagung-agungkan demokrasi, padahal suatu saat bisa saja runtuh, parpol gagal menciptakan kader. Satu-satunya yang bisa menyelamatkan bangsa adalah perguruan tinggi. Kalau politik hanya bicara 5 tahun, tetapi kita jauh kedepan karena membangun peradaban. Perguruan tinggi memiliki kemampuan intelektual, komunikasi dan teknologi. Indonesia kini tidak punya peradaban, kalau dulu kita punya Candi Borobudur untuk dibanggakan, sekarang tidak ada lagi,” ujar Prof Suyatno.

Masih menurutnya, dalam membangun peradaban, dengan wilayah Indonesia yang sangat luas, kawasan industri tidak bisa dibangun di seluruh daerah. Karena, ini membangun disiplin, tidak semua otoriter itu jelek, negara perlu ini agar kuat, tetapi otoriter untuk kepentingan rakyat.

Untuk itu butuh 'ABG', dimana akademisi harus menjadi leading sector untuk membangun birokrasi-birokrasi yang baik, sehingga nantinya pemerintah-pemerintah daerah jadi bagus.

Mewakili pemerintah, K.H. Abdul Wahid Maktub, selaku Staf Khusus Menristekdikti menyampaikan, budaya sharing semacam ini perlu untuk menghasilkan great vision. Orang hebat adalah orang yang bisa mengendalikan diri saat akan marah, seperti yang pernah disampaikan Gusdur. Kontrol ini bisa kuat jika kita punya networking. Jadi ide Pak Darmono adalah nikmat yang diberikan dari Tuhan.

“Saya mengucapkan terima kasih, adanya sarasehan ini bisa dihasilkan masukan untuk disampaikan ke pemerintah, dalam membangun bangsa ini agar lebih melibatkan perguruan tinggi,” ujar Gus Wahid.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini