Sukses

Keluarga Korban Berdatangan ke RS Sarjito

Keluarga korban terus berdatangan ke Rumah Sakit Umum Pusat dokter Sarjito, Yogyakarta, untuk memastikan identitas jenazah. Namun, mereka hanya bisa menunggu di ruang tunggu forensik lantaran jenazah masih diidentifikasi.

Liputan6.com, Yogyakarta: Korban letusan awal Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, hingga Rabu (27/10) siang, terus bertambah. Di Rumah Sakit Umum Pusat dokter Sarjito, Yogyakarta, keluarga korban terus berdatangan untuk memastikan identitas jenazah.

Keluarga korban hanya bisa menunggu di ruang tunggu forensik lantaran hingga tulisan ini disusun, jenazah masih diidentifikasi. Keluarga yang merasa kehilangan diminta petugas menyebutkan ciri-ciri korban, termasuk pakaian yang digunakan saat bencana alam itu terjadi.

Berdasarkan pantauan SCTV, korban yang dirawat di Rumah Sakit Umum Muntilan, Magelang, Jawa Tengah, juga terus bertambah. Dan umumnya, pasien yang datang menderita sesak napas karena menghirup debu vulkanik atau abu yang bisa membuat iritasi saluran pernapasan serta gagal napas [baca: Korban Alami Luka Bakar dan Sesak Napas].

Sementara itu, jumlah korban tewas hingga kini masih simpang siur. Kendati demikian, merujuk data dari Rumah Sakit Sarjito, korban tewas di tempat itu berjumlah sekitar 25 orang. Mereka meninggal dunia dengan kondisi hangus akibat terkena awan panas muntahan Gunung Merapi alias wedus gembel [baca: Puluhan Korban Tewas Ditemukan di Kinahrejo].(ASW/ANS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini