Sukses


MPR Sosialisasikan Empat Pilar di acara Rakernas HIPMI PT

Perlunya keterlibatan pemerintah dalam mensosialisasikan Pancasila, keinginan itu telah disampaikan MPR kepada Presiden.

Liputan6.com, Jakarta Saat memberi Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, yakni Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, pada Rakernas HIPMI Perguruan Tinggi (HIPMI PT di Ruang Audio Visual Gedung Digital Library Universitas Negeri Medan, Sumatera Utara, Sabtu (22/7/2017), Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengakui saat ini prinsip-prinsip kebangsaan memudar apalagi di tengah maraknya teknologi informasi dan radikalisme. Untuk itulah MPR melakukan Sosialisasi Empat Pilar. Dikatakan dulu ada lembaga BP7, sebuah lembaga yang khusus mensosialisasikan dan membahas masalah Pancasila kepada seluruh elemen masyarakat hingga mahasiswa bahkan juga kepada para pejabat.

Hidayat Nur Wahid mengambil sisi positif dari kehadiran BP7 dan Penataran P4 namun ditegaskan metode sosialisasi saat ini berbeda dengan masa sebelumnya. “Sosialisasi Empat Pilar saat ini dilakukan dengan beberapa metode seperti diskusi, dialog, dan seminar agar mudah diterima”.

Perlunya keterlibatan pemerintah dalam mensosialisasikan Pancasila, keinginan itu telah disampaikan MPR kepada Presiden. Dan Hidayat Mengapresiasi langkah Presiden Joko Widodo yang telah membentuk Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKPPIP). Lembaga ini membantu Presiden dalam pemantapan Pancasila. "Ällhamdulilah telah terbentuk unit kerja itu,” ujarnya.

Dalam sosialisasi yang dihadiri oleh ketua Fraksi PKS MPR RI: Ir. H. Tifatul Sembiring, Gubernur Sumatera Utara: H. Tengku Erry Nuradi, Rektor HIPMI PT: Said Aldi Al Idrus, Pembantu Rektor 1 Unimed: Prof. Dr. Abdul Hamid K, M.Pd, Ketua Umum BPD HIPMI Sumut: H. Akbar Himawan Buchari, SH., Ketua HIPMI PT Sumut: Muhammad Zaid Fahri dan ratusan mahasiswa tersebut Hidayat Nur Wahid memaparkan sejarah dalam proses lahirnya Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Dikatakan, sebenarnya Pancasila telah disepakati seperti dalam Piagam Jakarta namun karena ada keberatan dari tokoh Indonesia timur maka tokoh-tokoh Islam rela untuk mengganti Sila I seperti yang tertera saat ini.

Pada saat ini banyak terjadi penyimpangan terhadap nilai-nilai luhur Pancasila. Sebagai negeri yang sangat luas dan kaya sumber daya alam namun dalam penguasaan lahan ternyata hanya dikuasai oleh beberapa orang. Hal demikian menurut Hidayat Nur Wahid menyebabkan terjadinya ketimpangan sosial atau ketidakadilan sosial. “Untuk itu pentingnya di sini bagi semua pihak untuk melaksanakan Sila V Pancasila, yakni Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia,” ujarnya.

Untuk itu dirinya berharap kepada generasi muda yang terhimpun dalam HIPMI PT untuk bergerak dalam bidangnya, kewirausahaan, dengan serius. “Penting sekali mahasiswa di HIPMI PT untuk merealisasikan Pancasila,” ujarnya. Hidayat Nur Wahid mendorong agar mahasiswa memperjuangkan keadilan sosial dan mampu menguasai teknologi, bahasa asing, dan sumber daya lainnya dalam menghadapi tantangan global. -JAS


(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini