Sukses

Yenny Wahid: Kaum Muda Lebih Rentan Terpapar Radikalisme

Yenny mengemukakan, pendidikan rendah dan ekonomi sulit bukan faktor utama seseorang rentan teradikalisasi.

Liputan6.com, Jakarta Sila-sila yang tercantum dalam Pancasila merupakan jawaban atas merebaknya paham-paham radikalisme dan intoleran. Demikian disampaikan Direktur Wahid Institute Yenny Wahid dalam diskusi Radikalisme di Timur Tengah dan Pengaruhnya di Indonesia. 

"Asalkan, seluruh nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila diamalkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," ujar Yenny saat menjadi pembicara dalam diskusi yang digelar Bela Negara Alumni Universitas Indonesia (Bara UI) di Jakarta, Sabtu (22/7/2017).

Dalam survei yang digelar Wahid Institute dan Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada 2016, hasilnya sebanyak 0,4 persen dari masyarakat Indonesia yang disurvei pernah melakukan tindakan radikal.

"Sementara sebanyak 7,7 persen bersedia melakukan tindakan radikal di masa depan," papar Yenny.

Kendati jika dilihat angkanya tergolong kecil, jumlah tersebut sangat mengkhawatirkan karena sama dengan total jumlah penduduk Jakarta ditambah Bali yang mencapai 11 juta.

Dari survei itu, Yenny mengemukakan, pendidikan rendah dan ekonomi sulit bukan faktor utama seseorang rentan teradikalisasi. Hal ini lantaran dari survei yang dilakukan, secara gender dan usia justru laki-laki dan usia muda yang paling rentan menjadi radikal. Sementara perempuan rentan menjadi intoleran.

"Yang rentan teradikalisasi dari sisi gender dan usia adalah laki-laki muda, sementara perempuan lebih rentan untuk intoleran," kata Yenny.

Selain Yenny Wahid, hadir pula sebagai pembicara Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius dan Doktor Lulusan Universitas King Fahd Arab Saudi, Sumanto Al Qurtuby.

 

Saksikan video menarik di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.