Sukses

5 Aksi Bunuh Diri yang Membuat Miris

Tak cuma tokoh dunia, kalangan masyarakat Indonesia pun tak sedikit yang memilih bunuh diri.

Liputan6.com, Jakarta - Meski kejayaan karir musik kelas dunia telah diraihnya, vokalis Linkin Park Chester Bennington memilih untuk mengakhiri hidup dengan bunuh diri pada 20 Juli 2017. Depresi dan penyalahgunaan zat adiktif dikabarkan menjadi pemicu hingga akhirnya sang musisi menggantung dirinya hingga tewas di kediamannya.

Semua pihak menyayangkan kepergian Chester Bennington yang tragis. Makin hari fenomena bunuh diri kian marak. Tak cuma tokoh dunia, kalangan masyarakat Indonesia pun tak sedikit yang mengambil jalan ini.

Lebih miris lagi, ada yang menayangkan secara live aksi bunuh dirinya di Facebook pada Maret 2017 lalu. Seorang pria di Jagakarsa, Jakarta Selatan itu sengaja merekam aksinya sebagai kenang-kenangan untuk istrinya.

Bahkan pada 2016 lalu, seorang pria warga Semarang, Jawa Tengah nekat bunuh diri dengan membawa serta dua anaknya ke alam barzah. Dia minum cairan obat nyamuk setelah terlebih dahulu mencekoki anak-anaknya. Beruntung sang ayah berhasil diselamatkan meski satu anaknya akhirnya tewas.

Begitu dahsyatnya fenomena bunuh diri ini hingga di Gunungkidul, warga akrab dengan mitos pulung gantung, semacam isyarat dari langit akan datangnya kejadian gantung diri.

Namun apa pun alasannya, bunuh diri tak bisa dibenarkan.

Berikut deretan fenomena bunuh diri yang terjadi di Tanah Air dalam dua tahun terakhir ini yang Liputan6.com rangkum, Jumat (21/7/2017):

1. Racun Serangga dan Petunjuk Mafia Narkoba

Akibat sang istri tak pulang ke rumah selama dua minggu, David Nugroho (30), warga Semarang berusaha bunuh diri setelah mencekoki dua anaknya dengan cairan obat nyamuk pada November 2016. Keduanya, yaitu Junior Ronald Nugroho (3) dan Aura Safya Nugroho (7).

David dan Junior berhasil diselamatkan, namun Aura tewas akibat keracunan parah. Di dalam kamar David ditemukan botol berisi cairan pembasmi serangga dan buku. Ada enam halaman berisi catatan curahan hati David sebelum berniat mengakhiri hidupnya.

Dalam catatannya, David mengungkapkan alasan mengajak dua anaknya bunuh diri karena merasa ibunya tidak bisa merawat dan bisa memberikan pengaruh buruk. Apalagi sang istri terjerumus dalam dunia narkoba. Selain itu David juga tidak mau merepotkan orangtuanya jika harus merawat dua anaknya jika dia meninggal.

Dalam catatan tersebut pun disebutkan nama-nama yang membuat istri David terjerumus ke dunia narkoba. David menganggap istrinya memilih pergaulan itu hingga akhirnya tega meninggalkan keluarga.

"Karena sabu, Dian lebih mikirin takut sama Piping, Lia, Arda, Rendy, dan Heru, bandar yang menyuplai sabu sama Dian," kata David dalam catatannya itu. Berdasarkan petunjuk David dalam catatannya, polisi pun memburu nama-nama tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bunuh Diri Live

2. Bunuh Diri Secara Live

Aksi Indra, seorang pria di Jagakarsa, Jakarta Selatan, bikin geger setelah mengunggah aksi bunuh diri secara live di Facebook lewat akun Panghinggar Indrawan. Video tersebut sempat ditonton oleh sekitar 105 ribu kali.

Ada dugaan Indra mengakhiri hidupnya karena istrinya pergi dari rumah. Istrinya meninggalkan dia bersama sang anak.

"Udah 17 tahun gue nikahin. Gue cinta mati sama dia. Yaah, memang udah bukan jodohnya lagi sekarang. Sekarang dia pergi enggak tahu ke mana, ninggalin gua sama anak-anak," ujar Indra dalam video tersebut, Jakarta, Jumat (17/3/2017).

Dia pun mengatakan, ingin meninggalkan video bunuh diri tersebut untuk istrinya. "Mungkin gue akan share langsung. Kalau enggak ya buat video kenang-kenangan buat istri gue aja," kata dia.

Kepala Sub Bagian Humas Polres Jakarta Selatan Kompol Purwanta mengatakan, peristiwa itu terjadi di Jagakarsa.

"Iya benar. Ini warga dari Jagakarsa, Jakarta Selatan. Tapi kita akan periksa KTP-nya dulu," ujar Purwanta ketika dihubungi di Jakarta.

Menurut dia, polisi masih menyelidiki motif Indra bunuh diri. Dia mengatakan, ada dua kemungkinan yang menyebabkannya bunuh diri. Pertama, karena sakit hati ditinggal istri dan anak. Kedua, dia ingin membuat sensasi karena menayangkannya di Facebook.

3. Bunuh Diri karena Nilai UN

Seorang siswi SMP Negeri 2 Manisrenggo, Klaten, Jawa Tengah, berinisial BDH mengakhiri hidupnya dengan gantung diri lantaran tak kuat menanggung amarah sang ibu. Ia bunuh diri dengan menggunakan kerudung warna merah muda dan hijau yang ditalikan pada kayu blandar dapur.

Kapolres Klaten AKBP Muhammad Darwis menjelaskan, kasus bunuh diri itu berawal dari pengumuman kelulusan SMP pada Jumat, 2 Juni 2017. Pada pukul 11.30 WIB, sang ibu pulang dari sekolah mengambil hasil kelulusan BDH.

"Begitu sampai di rumah (Dusun Kebondalem Lor, Kecamatan Prambanan), ibu langsung memarahi anaknya. Alasannya nilai ujian anaknya kurang memuaskan," ucap dia, Senin (5/6/2017). Usai memarahi anaknya, ibunda BDH lantas keluar rumah.

Selanjutnya, BDH berjalan menuju ke belakang rumah. Sang kakak mengira jika adiknya yang berusia 15 tahun itu sengaja ke kamar mandi. Beberapa menit berselang, adiknya ditunggu-ditunggu tidak keluar kamar mandi.

"Karena lama tak keluar, kakaknya masuk ke belakang. Kakaknya menemukan adiknya gantung diri menggunakan kain kerudung warna pink yang disambung kain kerudung warna hijau kemudian diikatkan ke kayu blandar," dia menjelaskan.

4. Polisi Bunuh Diri di Hadapan Mertua

2 Mei 2016,  Brigadir I Made Swartawan, Anggota Satuan Narkoba Polres Karangasem, Bali, nekat bunuh diri di hadapan mertua dan istrinya. Dia menembakkan pistol dinasnya setelah cekcok dengan sang istri.

Kapolres Karangasem Ajun Komisaris Besar Sugeng Sudarso mengatakan peristiwa tersebut terjadi pada Senin sekitar pukul 02.00 Wita, di Dusun Tiyingtali Kelod, Desa Tiyingtali, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem.Swartawan yang baru pulang memasuki rumah melalui jendela. Lalu, saat hendak memasuki kamar, dia mendapati kamar tidur terkunci.

Dia lalu berupaya membuka pintu kamar dengan mendobraknya. Namun, upaya tersebut gagal. Sang istri, Ni Putu Ayu Ekawati (29), yang mendengar kegaduhan itu lalu membuka pintu kamar dan mendapati suaminya di depan pintu kamar.

Cekcok tidak terhindarkan. Ekawati dan kedua anaknya lalu memilih meninggalkan rumah tersebut. Mereka menuju rumah orangtua sang istri yang sekitar 10 meter jaraknya. Namun rupanya Swartawan mengikuti Ekawati dan cekcok kembali terjadi. Sang polisi pun gelap mata.

Dia memilih mengakhiri hidupnya dengan menembakkan peluru dari pistol dinasnya. Pemeriksaan sementara, istri Swartawan menyebut saat cekcok terjadi tercium aroma alkohol dari mulut suaminya.

Sementara itu, mantan Kepala Korps Brimob Komisaris Jenderal Purnawirawan Imam Sudjarwo mengatakan, kasus bunuh diri polisi sering terjadi karena tekanan kerja yang membebankan pikiran.

"Itu karena beban tugas begitu berat, itu salah satu faktor. Sedangkan masalah kesejahteraan relatif, tapi pastinya, ya," kata Imam di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin 2 Mei 2016.

3 dari 3 halaman

Mitos Pulung Gantung

5. Mitos Pulung Gantung 

Ada mitos yang berkembang di Gunungkidul terkait tren bunuh diri. Sebagian warga akrab dengan mitos pulung gantung, semacam isyarat dari langit akan datangnya kejadian gantung diri. Bagi yang percaya dengan mitos ini, jatuhnya pulung gantung bisa memicu tindakan bunuh diri.

Cerita yang berkembang di masyarakat menyebutkan, pulung gantung berwujud sebuah cahaya misterius berwarna merah dari atas langit dan jatuh ke sebuah rumah. Di rumah yang kejatuhan pulung gantung itu, dipercaya akan ada salah satu penghuninya yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.

Ketua Dewan Kebudayaan Gunungkidul, CB Supriyanto mengatakan sebagian besar masyarakat Gunungkidul memang masih percaya dengan pulung gantung. Warga percaya jika pulung gantung benar adanya.

Bahkan jika ditemukan warga yang meninggal dengan cara bunuh diri saat itu mengarah ke timur, warga percaya selanjutnya akan terjadi di sebelah timur dari lokasi tersebut. "Fenomena ini sudah dipercaya masyarakat Gunungkidul turun temurun," kata Supriyanto.

Sementara itu, psikiater Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari Ida Rochmawati menjelaskan, faktor penyebab bunuh diri sebagian besar karena depresi. Depresi ini dapat membuat seseorang menjadi murung, mudah lelah, dan hilang minat.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.