Sukses

Masyarakat Merindukan Sosok Jusuf Kalla

"Publik ingin Wakil Presiden seperti Jusuf Kalla yang dianggap punya karakter yang cepat dan tegas dalam bekerja," kata Direktur Strategis LSI Agustinus Budi Prasetyohadi.

Liputan6.com, Jakarta: Masyarakat Indonesia masih merindukan sosok mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Hal ini berdasarkan hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) selama 1-10 Oktober 2010. "Publik ingin Wakil Presiden seperti Jusuf Kalla yang dianggap punya karakter yang cepat dan tegas dalam bekerja," kata Direktur Strategis SLI Agustinus Budi Prasetyohadi dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (20/10).

Budi menyebutkan, tingkat kepuasan Wakil Presiden Boediono tak menyentuh angka 50 persen, bahkan dari 1.000 responden yang diwawancara langsung hanya sekitar 32,9 persen dari kalangan perkotaan yang menyatakan kepuasan kepada Boediono. Sementara dari kalangan pedesaan sekitar 49,9 persen yang menyatakan puas terhadap kinerja Boediono. Sedangkan, dari kalangan pelajar yang puas dengan Boediono hanya 36,8 persen.

Menurut dia, sebagian besar masyarakat justru merindukan sosok Kalla yang dianggap mampu mengisi kelemahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Bahkan kinerja Boediono justru membuat pemerintahan berjalan lamban dan kurang memperhatikan isu-isu penting. "Hal ini terjadi karena duet SBY-JK periode 2004-2009, pembagian tugas keduanya jelas. Saat itu JK banyak mendapat peranan dalam pemerintahan," katanya.

Oleh karena itu, LSI menyarankan kepada SBY lebih banyak memberi peran pemerintahan kepada Boediono, sehingga mampu bertindak lebih tegas dan lebih cepat. "Jika hal ini tidak dilakukan, lama-kelamaan tingkat ketidakpuasan masyarakat terhadap wapres itu akan mengarah pada Presiden SBY secara langsung sebagai pimpinannya," ujarnya.

Selain itu, tambah Budi, publik juga lebih banyak menyalahkan menterinya, bahkan kepuasan atas menteri secara menyeluruh hanya 46,5 persen. "Di kalangan perkotaan, kepuasan masyarakat merosot menjadi 36,6 persen dan di kalangan pelajar sebesar 37,5 persen. Ini menunjukan publik menginginkan menteri yang lebih kompeten, punya leadership dan militan dalam mencari solusi," katanya.(ANT/JUM)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini