Sukses

Anak Sembilan Tahun Jadi Buruh Bangunan

Akibat kemiskinan orangtuanya, seorang di Sragen, Jateng, terpaksa tidak bersekolah dan harus menjadi buruh bangunan. Sang anak harus putus sekolah di tengah jalan karena ketiadaan biaya.

Liputan6.com, Sragen: Akibat orangtuanya miskin, seorang anak berusia sembilan tahun di Sragen, Jawa Tengah, terpaksa tidak bersekolah dan harus menjadi buruh bangunan. Saat anak-anak seusianya sedang belajar dan bermain, Joko, asal Karangmalang, Sragen, justru tengah membanting tulang di proyek pembangunan perumahan.

Layaknya pekerja bangunan lain, ia pun harus bekerja keras mengaduk semen, mengangkat adukan hingga mengantarkan
batu-bata atau genteng ke pekerja lain yang semuanya orang dewasa.

Kemiskinan telah membuat siswa kelas III Sekolah Dasar Pelemgadung, Karang Malang ini harus meninggalkan bangku sekolah. Orangtuanya hanya bekerja sebagai tukang becak dan buruh serabutan sehingga penghasilannya tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jangankan membiayai sekolah untuk makan sehari-hari saja mereka mengaku sering kesulitan.

Warsito, orangtua Joko, kepada SCTV belum lama ini mengaku, hingga kini ia belum dihubungi pihak sekolah terkait sekolah anaknya. Sehingga ia pun tidak tahu apakah anaknya sudah dikeluarkan dari sekolah atau belum.

Warsito berharap anaknya bisa sekolah kembali sehingga mempunyai masa depan lebih baik dibanding dirinya. Namun hingga kini ia  belum tahu apa yang harus dikerjakan agar anaknya bisa bersekolah kembali.(IAN)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini