Sukses

Kota Putussibau Lumpuh

Aktivitas di Kota Putussibau, Ibu Kota Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, lumpuh setelah banjir setinggi lebih dari dua mater merendam wilayah itu.

Liputan6.com, Pontianak: Aktivitas di Kota Putussibau, Ibu Kota Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, lumpuh setelah banjir setinggi lebih dari dua mater merendam wilayah itu. "Air masih terus naik dan semua wilayah di Kota Putussibau terendam air," kata Kepala Bagian Humas Setda Pemkab Kapuas Hulu Jantau, Sabtu (9/10) pagi.

Menurut Jantau, banjir kali ini merupakan yang terbesar sejak 30 tahun terakhir. "Sekitar 60 persen rumah sudah dimasuki air dengan ketinggian antara setengah meter sampai dua meter dari lantai. Sejauh ini belum ada laporan korban jiwa karena banjir tersebut," katanya.

Nina, warga Kota Putussibau, mengatakan, air sudah mencapai ketinggian satu meter di atas permukaan di daerah rumah betang Kampung Melapi. Warga pun memilih mematikan telepon selular, guna menghemat baterai karena listrik padam.

"PLN mematikan listrik sejak tengah malam. Sudah banjir, listrik padam," kata Nina.

Sementara itu di Kecamatan Lanjak, di sekitar kawasan Taman Nasional Danau Sentarum, juga mulai terkena banjir. Padahal, jela Lauren, warga setempat, letaknya cukup tinggi dibanding daerah lain di Kapuas Hulu.

Akses jalan dari Putussibau ke Lanjak juga rusak parah. "Butuh waktu empat hari untuk sampai, padahal jaraknya tidak jauh," kata Lauren.

Ansela, warga Putussibau yang tengah tugas belajar di Yogyakarta, mengaku khawatir dan terus memantau kondisi banjir. Ia mengatakan, air sudah memasuki rumah dengan ketinggian 20 sentimeter. Padahal malam tadi, masih delapan sentimeter dari lantai.

Kabupaten Kapuas Hulu merupakan kabupaten yang wilayahnya ditetapkan sebagai daerah konservasi atau bagian dari inisiasi "Heart of Borneo".(ANT/SHA)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini