Sukses

Sahur On The Road Berujung Petaka

Sahur on the road yang diselenggarakan sejumlah remaja di Jakarta berakhir petaka.

Patroli, Jakarta - Sahur on the road yang dilakukan Rian dan teman-temannya berakhir petaka. Mereka diserang sekelompok remaja bersepeda motor sehingga delapan orang terluka, termasuk seorang remaja putri. Mereka langsung dilarikan ke rumah sakit karena menderita luka sabetan celurit.

Seperti yang ditayangkan Patroli Siang, Kamis (22/6/2017), penyerangan terjadi di Jalan Penjernihan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, saat rombongan korban bergerak dari arah Setiabudi menuju Pejompongan. Mereka kocar-kacir karena penyerangan dengan celurit dan golok datang secara tiba-tiba.

Insiden ini mengganggu warga yang tengah menyelenggarakan sahur bersama keluarga. Sedangkan pelaku cepat kabur meninggalkan para korban.

Sahur on the road, terutama di kalangan remaja atau anak baru gede belakangan hanya jadi panggung kumpul-kumpul. Seperti sahur on the road dua kelompok remaja di kawasan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Bukannya membagikan makanan, mereka malah saling serang hanya karena masalah sepele.
 
Atas dua insiden tersebut, polisi dibantu aparat TNI bertindak tegas. Puluhan remaja yang hendak sahur on the road di kawasan Lapangan Banteng dan Tugu Monas dibubarkan untuk mencegah insiden bentrok dengan remaja lain terulang.
 
Mereka digeledah satu persatu sebelum kembali ke rumah masing-masing. Namun empat remaja dibawa ke Polres Jakarta Pusat karena diduga sebagai provokator. Mereka pun dibekali makna sahur on the road yang sesungguhnya.
 
Fenomena bergesernya nilai sahur on the road terbukti lagi dalam razia di Bundaran Hotel Indonesia. Polisi menemukan senjata tajam dan senjata airsotf gun dari salah satu peserta.
 
Langkah berani diambil petugas Polsek Setiabudi Jakarta Selatan. Sebanyak 24 remaja langsung ditangkap saat hendak sahur on the road karena membawa senjata tajam. Mereka diduga rombongan motor yang menyerang peserta sahur on the road di kawasan Tanah Abang sebelumnya.
 
Sahur on the road awalnya bermakna positif karena membagikan makanan bagi warga tidak mampu. Namun ketika arahnya bergeser  menjadi kejahatan yang melibatkan para remaja,  langkah tegas polisi patut diberi apresiasi.