Sukses

Sopir Truk Tangki Ancam Mogok Massal, Begini Reaksi Pertamina

Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Rudy Permana menyesalkan tindakan yang dilakukan awak truk tangki mantan karyawan 4P.

Liputan6.com, Jakarta - Menanggapi rencana aksi mogok kerja secara massal awak truk tangki Pertamina pada 19 hingga 26 Juni atau selama Lebaran 2017, PT Pertamina menjamin kelancaran distibusi bahan bakar minyak (BBM).

VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Adiatma Sardjito mengatakan, menjelang Idul Fitri, PT Pertamina Patra Niaga memastikan kesiapan distribusi BBM di berbagai daerah.

"Persiapan yang dilakukan berupa satuan tugas (Satgas) pada 10 Juni 2017 hingga 10 Juli 2017, untuk memastikan kelancaran operasional yang melibatkan awak mobil tangki (AMT)," ujar Adiatma saat dikonfirmasi Liputan6.com, Minggu (18/6/2017).

Adiatma menjelaskan AMT merupakan karyawan PT Garda Utama Nasional, PT Ceria Utama Abadi, PT Absolute Service, PT Prima Perkasa Mandiri, dan PT Cahaya Andika Tamara, selaku Perusahaan Pemborong Pekerjaan Pengangkutan (4P) di area operasional distribusi BBM Pertamina Patra Niaga.

"Salah satu upaya menjamin kelancaran dan keamanan distribusi BBM selama Idul Fitri 2017, adalah bekerja sama dengan TNI-Polri dan pihak terkait," ujar dia.

Selain itu, kata Adiatma, Pertamina juga mempersiapkan strategi alih suplai antar terminal BBM (TBBM), untuk memenuhi ketersediaan BBM bagi masyarakat.

"Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya ancaman mogok kerja nasional, yang digerakkan oleh mantan karyawan 4P yang tergabung dan didukung oleh Federasi Buruh Transportasi Pelabuhan Indonesia (FBTPI), yang bertujuan untuk menghambat dan mengganggu pasokan BBM nasional bagi masyarakat luas," kata dia.

Para mantan karyawan 4P yang dimaksud, menurut Adiatma, adalah karyawan yang tidak memenuhi syarat pengangkatan sebagai karyawan tetap di perusahaan 4P akibat berbagai hal.

Syarat-syarat tersebut di antaranya sudah dalam batas usia pensiun, tingkat kehadiran yang rendah selama masa evaluasi, tindakan indisipliner yang dilakukan selama masa evaluasi, dan melakukan tindakan yang merugikan perusahaan.

"Ancaman mogok nasional merupakan aksi lanjutan dari unjuk rasa para mantan karyawan 4P, yang dilakukan di kantor pusat PT Pertamina Patra Niaga serta DPR RI di Jakarta pada awal bulan lalu," ujar dia.

"Tindakan mereka adalah menyebarkan selebaran ancaman mogok nasional di sejumlah SPBU, serta melalui media sosial," dia melanjutkan.

Menjamin Kelancaran Distribusi

Sementara, Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Rudy Permana menyesalkan tindakan yang dilakukan para mantan karyawan 4P. Dia menyarankan agar masyarakat dapat memahami dan bersikap kritis dalam menanggapi isu mogok massal ini.

"Dengan program Satgas Siap, kami menjamin kelancaran distribusi BBM bagi masyarakat, khususnya di SPBU di daerah-daerah yang mendapat ancaman mogok nasional tersebut," kata Rudy.

Rudy mengatakan isu yang tidak benar dan tidak bertanggung jawab ini berpotensi meresahkan masyarakat. Karena itu, pengguna media sosial diimbau lebih bijak dan kritis dalam menyikapi isu mogok nasional yang beredar.

"PT Pertamina Patra Niaga terus mendorong setiap 4P untuk menyelesaikan permasalahan dengan mantan pekerjanya dengan sikap tegas, serta menjaga situasi TBBM agar selalu kondusif. Sehingga para AMT yang berkinerja baik dapat melakukan tugasnya dengan aman, tanpa hambatan dan ancaman keselamatan dari pihak manapun," kata dia.

Dengan demikian, Rudy menambahkan, masyarakat tidak perlu khawatir jika ada ancaman kelangkaan BBM. Karena Pertamina Patra Niaga serta induk perusahaan PT Pertamina (Persero) yang mendapat penugasan negara dalam distribusi BBM, menjamin kelancaran distribusi BBM.

Sebelumnya, sejumlah awak truk tangki Pertamina yang tergabung dalam Awak Mobil Tangki (AMT) menyebarkan selebaran di Kota Bogor, Jawa Barat, pada Jumat 16 Juni lalu. Selebaran tersebut berisi ancaman mogok kerja selama 19 hingga 26 Juni 2017. 

 

 

 

 

 

 

 

Saksikan video menarik berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.