Sukses

Buwas: Aliran Dana Penghuni Penjara Mewah Harus Ditelusuri

Selain dilengkapi penyejuk ruangan, televisi layar datar, dan Wi-Fi, di bagian pintu depan ruangan penjara juga terdapat CCTV.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum HAM) mesti berbenah dan mengevaluasi sistem di lembaga pemasyarakatan (lapas) yang masih diterapkan saat ini.

Hal itu disampaikan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso ketika mengomentari temuan masih adanya keberadaan sel tahanan napi narkoba yang mewah, bahkan dilengkapi fasilitas yang tidak lazim.

Temuan terbaru didapatkan penyidik BNN pada 31 Mei 2017. Saat penggeledahan sel tahanan anak buah Freddy Budiman, yakni Haryanto Chandra alias Gombak di Lapas Klas IA Cipinang, Jakarta Timur, yang bersangkutan ternyata mampu bertransaksi narkoba dengan pihak luar, bahkan mengonsumsi sendiri.

"Kita (BNN) sudah berkali-kali menyampaikan dan tergantung sananya (Kemenkumham). Kalau masih begini saja, yang ada ya ini. Kalau sistem enggak diperbaiki, besok ya bakal ketemu lagi," tutur Budi Waseso di Kantor BNN, Jalan MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (13/6/2017).

Pria yang akrab disapa Buwas itu mengaku telah melaporkan temuan lembaganya ke Kemenkum HAM. BNN sendiri saat ini hanya dapat melakukan sesuai porsinya sebagai sesama instansi pemerintah.

"Saya kira ini bukan wewenang BNN. Jadi ya Dirjen Lapas khususnya dan Menkum HAM pada umumnya," ucap dia.

Fasilitas mewah penjara tentunya mendapat perhatian lebih, khususnya oknum lapas yang bermain terkait pengadaan sel tahanan berperabot khusus itu. Apalagi, diduga kuat aliran dana untuk pembuatan ruangan itu tidaklah sedikit.

"Kita harus telusuri (oknumnya). Bahkan kalau ada aliran dana (ke Kalapas) ya kita mestinya lakukan (pemeriksaan)," Buwas menandaskan.

Diketahui, sel milik Haryanto Chandra terbilang mewah. Selain dilengkapi penyejuk ruangan, televisi layar datar, Wi-Fi, di bagian pintu depan penjara terdapat CCTV yang digunakan anak buah Freddy Budiman itu untuk memantau siapa saja yang melintas atau berniat masuk ke dalam ruangannya.

"Kalau kita mau datang, kita dimonitor. Ada dapur mewah, bahkan bisa merawat ikan Arwana. Ini bukan rekayasa. Jelas sampai hari ini masih ada seperti ini di dalam lapas," kata Buwas.


Tonton Video Menarik Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.