Sukses

Mengenal Tim Jaguar, Penjinak Kejahatan Jalanan di Depok

Di bawah Komando Inspektur Satu Winam Agus, selaku kepala tim, Jaguar perlahan mulai dikenal.

Liputan6.com, Depok - Berawal dari keresahan warga terhadap maraknya begal, Mantan Kapolresta Depok Komisaris Besar Ahmad Subarkah akhirnya membentuk tim khusus menangani begal. Tim tersebut kini dinamakan Tim Penjaga Gangguan Anti Kerusuhan atau Jaguar.

Di bawah Komando Inspektur Satu Winam Agus, selaku kepala tim, Jaguar perlahan mulai dikenal. Tim tersebut seringkali muncul di layar kaca.

Banyak cerita tentang tim ini. Winam Agus menyatakan, tim yang dikenal dengan atribut seragam merah dan cokelat terbentuk 18 Oktober 2014. Pada saat itu, banyak sekali anggota yang berminat mencoba menyelami kesatuan tersebut.

Namun, Winam tidak serta-merta menuruti kemauan mereka. Layaknya sedang mencari bintang, dia memutuskan menggelar sebuah audisi untuk menyeleksi anggota yang berminat bergabung ke dalam Tim Jaguar.

Pesertanya tak lain adalah anggota dari berbagai kesatuan, ada Satuan Samapta Bhayangkara (Sabhara), Satuan Reserse Kriminal (Reskrim), Provost, dan lain-lain.

Selama dua bulan, puluhan anggota digembleng berbagai macam latihan, antara lain latihan fisik, bela diri, dan menembak. Setelah melewati berbagai tahap, terpilih lah 30 personel.

"Saya lihat mereka yang secara fisik oke, face oke. Kemudian dilatih. Jumlahnya satu pleton yaitu 30 personel," ucap dia, Rabu, 31 Mei 2017.

Akan tetapi, karena keadaan dan lain hal, jumlah itu terus menurun. Sekarang tinggal menyisakan 18 personel yang dibagi menjadi dua tim, masing-masing tim terdiri dari sembilan orang.

"Mungkin karena di kesatuan mereka banyak kerjaan yang tidak bisa ditinggal atau mungkin ada alasan lain, yang membuat mereka keluar," dia melanjutkan.

Tim sudah terbentuk, bukan berarti segala fasilitas langsung tersedia atau terpenuhi. Winam justru bersama rekannya yang lain berpikir keras mencari cara agar sarana dan prasarana Tim Jaguar tercukupi ketika hendak menjalani tugas.

Yang masih teringat dibenaknya semua perlengkapan serba pinjam hingga harus mengeluarkan modal dari kantong pribadi.

"Jaguar mulai beroperasi awal tahun baru 2015. Di tahun pertama, tidak ada dukungan sarana dan prasarana yang memadai. Kami senjata, dan motor pinjam ke Sabhara, helm pengadaan sendiri. Mobil yang pertama kali kita mutar-mutar adalah pinjaman tokoh masyarakat," kenang Winam.

Menggunakan perlengkapan seadanya, Jaguar berkeliling ke kawasan-kawasan rawan sesuai perintah Komisaris Besar Ahmad Subarkah.

"Kami bergerak atas perintahnya. Contohnya di Sawangan ada kericuhan. Kami ditelepon untuk berangkat ke sana. Di sana kami bakal melakukan tindakan tegas, dan humanis. Selama 1x24 jam berada di tempat tersebut, sampai dipastikan tidak ada kericuhan kembali," jelas Winam.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Berkembang Pesat

Waktu terus bergulir, tiga kali pergantian Kapolres Depok pun terjadi. Perlahan tim Jaguar mengalami perkembangan luar biasa, baik dari segi kendaraan, markas, sampai hal yang terkecil seperti helm. Jaguar diberikan fasilitas yang terbaik sehingga dalam beroperasi seluruh anggota Jaguar mendapatkan kenyamanan.

Dulu kendaraan ada lima motor dan sebuah mobil pinjaman. Sekarang, ada tujuh motor jenis Kawasaki KLX 250 CC dan sebuah motor Ninja, serta beberapa mobil.

"Tak hanya itu selama dua tahun Jaguar berdiri, kami diberikan pula senapan terbaru buatan Austria, helm taktis level 3, anti peluru, body face level 4," dia menambahkan.

Saat ini, tim Jaguar memiliki waktu khusus beroperasi. Sesuai Prosedur Tetap (Protap), jadwal operasi setiap Sabtu dan Minggu dari pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB.

Kecemasan Berkurang

Kehadiran Jaguar berdampak positif. Kecemasan masyarakat akan tindakan brutal begal mulai berkurang. Situasi di Jalan Juanda Depok yang sempat menjadi momok menakutkan bagi pengedara motor sedikit lebih nyaman.

"Kasus begal sudah jarang terjadi. Balap motor dan tawuran di Jalan Juanda bisa kami hentikan, terang Winam.

Meski tidak serta-merta hilang begitu saja. Menurut pemetaannya, ada dua kawasan yang paling tinggi tindak kriminal, yaitu Kecamatan Cimanggis dan Kecamatan Pitara.

Kejahatan jalanan di Kecamatan Pitara yang paling mendominasi adalah tawuran.

"Kami sudah tidak terhitung menangkap pelaku-pelaku kejahatan itu sejak 2015 lalu. Kurang lebih ada ratusan lah. Bahkan, dalam sekali operasi kami pernah menangkap 20 orang dengan berpuluh-puluh motor," tutup Winam.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.