Sukses

Operasi Antiteror Besar-besaran Pasca-Bom Manchester

Tim antiteror kepolisian Inggris menggelar operasi skala besar di sejumlah titik pintu masuk Kota Manchester, Inggris.

Liputan6.com, Manchester - Tim antiteror kepolisian Inggris menggelar operasi skala besar di sejumlah titik pintu masuk Kota Manchester, Inggris. Hal ini untuk memburu jaringan pelaku teror bom bunuh diri di Manchester Arena yang menewaskan 22 orang beberapa jam sebelumnya.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Rabu (24/5/2017), dari operasi tersebut diketahui pelaku bom bunuh diri bernama Salman Abedi berusia 22 tahun, pria keturunan Libya yang lahir di Manchester. Kedua orangtua Abedi adalah imigran asal Libya yang mengungsi ke Inggris.

Polisi mencari barang bukti serta petunjuk baru mengungkap jaringan teror dengan menggeledah tempat tinggal Abedi di Distrik Fallowfield, selatan Kota Manchester.

Seorang pria berumur 23 tahun yang diduga terkait aksi teror di konser penyanyi Amerika Serikat, Ariana Grande, digelandang polisi.

Sementara itu, duka bagi para korban serangan bom Manchester Arena ditunjukkan ribuan orang dengan berkumpul di Albert Square, Kota Manchester. Mereka mengenang dan mendoakan para korban dengan membawa bunga dan poster.

Ke-22 korban tewas rata rata remaja berusia di bawah 16 tahun. Namun, korban termuda adalah seorang anak perempuan berusia delapan tahun.

Di Roma, Italia, lampu-lampu Koloseum dipadamkan untuk menghormati para korban bom Manchester Arena. Sedangkan di Menara Eiffel, ikon Kota Paris, Perancis, lampu dipadamkan sebagai tanda duka bagi 22 jiwa yang melayang sia-sia akibat ledakan bom Manchester.