Sukses

Pemindahan Ahok karena Ancaman Pembunuhan, Ini Kata Djarot

Menurut Menteri Yasonna, pemindahan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dari Rutan Cipinang ke Mako Brimob karena alasan keamanan.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly menyatakan, pemindahan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dari Rutan Cipinang ke Mako Brimob karena alasan keamanan. Salah satu kekhawatirannya karena ada napi kasus terorisme dan pendukung pasangan lain di Pilkada DKI 2017. Salah satunya, potensi ancaman pembunuhan.

Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat mengaku tak mengetahui alasan pemindahan Ahok tersebut, terlebih karena alasan ancaman pembunuhan.

Dia juga enggan berkomentar soal hal ini. "Saya enggak tahu. Tanya Pak Yasonna," kata Djarot di Balai Kota Jakarta, Senin (15/5/2017).

Sebelumnya, Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) mengungkap sejumlah alasan kenapa Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dipindahkan dari Rutan Cipinang ke Mako Brimob. Salah satunya karena faktor keamanan.

"Itu karena alasan keamanan. Di dalam itu juga ada (narapidana) teroris, ada juga yang setelah kita lihat, ternyata banyak yang enggak memilih Ahok," tutur Yasonna di Gedung Pengayoman, Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (10/5/2017).

"Sulit menjamin keamanan karena figur beliau yang masih ada pihak-pihak yang sangat tidak puas dan adanya ancaman-ancaman untuk dibunuh," lanjut dia.

Selain itu, Rutan Cipinang diketahui dalam kondisi kelebihan narapidana alias over capacity. Terlebih, demonstrasi dadakan simpatisan Ahok di jalanan depan rutan juga sempat melumpuhkan akses publik hingga tengah malam.

"Itu sudah over kapasitas 3.733 orang. Maka atas pertimbangan keamanan dan juga potensi ganggu lalu lintas di depan karena banyak yang demo itu jalan arteri, maka kita pindahkan ke Mako Brimob," Yasonna menjelaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini