Sukses

Top 3 Berita Hari Ini: Bang Pi'ie Jagoan Betawi yang Jadi Menteri

Top 3 Berita Hari Ini, jawara Pasar Senen dilantik Bung Karno sebagai Menteri Pertahanan Nasional dalam Kabinet Dwikora.

Liputan6.com, Jakarta - Top 3 Berita Hari Ini, kanal News menyoroti seorang tokoh Betawi yang mempunyai kontribusi besar dalam perjuangan kemerdekaan melawan kolonial Belanda di era 1950-1960. Ia adalah Kapten Syafi'ie atau Bang Pi'ie, seorang jawara Pasar Senen. 

Bisa dibilang semua jawara atau preman Pasar Senen menganggap Bang Pi'ie pemimpinnya.

Lewat Organisasi Cobra, Bang Pi'ie dan anak buahnya bertugas mengamankan Jakarta sekaligus berjuang melawan pasukan Belanda. Bukan perkara mudah mengamankan Ibu Kota saat perang. 

Namun karena dirinya memang tokoh yang disegani dan ditakuti, cukup memajang fotonya saja, sudah menjadi jaminan bahwa toko tersebut tidak akan disatroni penjahat.

Kabar menarik lainnya tentang proyek e-KTP. Juru Bicara KPK mengatakan, penyidik telah memiliki bukti adanya kedekatan antara Setya Novanto dan Andi Narogong dalam kasus e-KTP.

Hingga malam ini berita tersebut paling banyak menyita perhatian pembaca Liputan6.com, terutama di kanal News, Jumat (7/4/2017). 

Berikut berita terpopuler dalam Top 3 Berita Hari Ini: 

 

1. Bang Pi'ie, Jawara Senen yang Jadi Menteri

Imam Syafi’ie alias Bang Pi’i

Perjuangannya bukan hanya mengamankan keamanan wilayah Jakarta dan sekitarnya, tapi juga ikut berjuang melawan kolonial Belanda. Ia adalah Kapten Syafi'ie atau akrab dikenal Bang Pi'ie.

Bang Pi'ie dibesarkan di Senen dan sejak muda memang sudah disegani di pasar tertua di Jakarta ini. Bang Pi'ie mengumpulkan para jawara dari berbagai tempat di Jakarta, bukan saja yang berasal dari Betawi.

Pada saat Bung Karno dan Bung Hatta memproklamirkan kemerdekaan, Bang Pi'ie mengumpulkan para jawara. Mereka diajak bergabung dalam Pasukan Istimewa (PI) yang langsung di bawah komandonya.

Di organisasi Cobra, Bang Pi'ie mendidik anggotanya dengan disiplin. Anggota yang melakukan kejahatan akan ditindak tegas.

"Biasanya bapak akan memukulnya dengan buntut ikan Pari yang berduri tajam dan bergerigi. Hukuman ini lebih baik bila dibandingkan kalau ayah memukul dengan tangan, apalagi tangan kirinya yang merupakan pukulan maut," ujar Asmawi.

Selengkapnya...

2. KPK Punya Bukti Kedekatan Setnov dan Andi Narogong di Kasus e-KTP

Ketua DPR Setya Novanto memberikan kesaksian dalam sidang kasus korupsi e-KTP di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (6/4). Delapan orang saksi dihadirkan Jaksa Penuntut Umum dalam sidang kelima kasus mega korupsi e-KTP ini. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Juru Bicara KPK mengatakan penyidik telah memiliki bukti adanya kedekatan antara Setya Novanto dengan Andi Narogong dalam kasus e-KTP.

Febri juga mengatakan, KPK dalam membacakan sebuah dakwaan tidak hanya berpaku kepada satu bukti dan pada keterangan para saksi. Keterangan Setya Novanto pun memacu penyidik untuk menambah bukti soal kedekatan tersebut.

"Jadi bantahan-bantahan tersangka terlalu relevan bagi KPK karena kita punya kewenangan mencari bukti lain," kata Febri.

KPK pun siap untuk menghadirkan seluruh bukti kasus ini, termasuk bukti kedekatan antara Ketua Umum Partai Golkar dengan Andi Narogong.

Selengkapnya...

3. Nestapa Ayah Digugat Sang Anak

Johanes saat menghadiri sidang pledoi atau pembelaan di Pengadilan Negeri Jakarta Utara. (Liputan6.com/Moch Harun Syah)

Johanes dilaporkan anaknya Robert dan menantunya pada 2016 atas dua kasus, perdata dan pidana. Namun, dalam kasus perdata, Johanes yang digugat Rp 10 miliar itu menang di pengadilan pada 9 Maret 2017.

"Jadi awalnya saya digugat perdata dulu. Nah, mungkin tuh anak enggak puas, terus saya juga dilaporin penggelapan. Saya digugat Rp 10 miliar," kata Johanes kepada Liputan6.com di lokasi persidangan, Jakarta, Kamis 6 April 2017.

Putusan pengadilan atas kasus perdata menyebutkan, Johanes masih berhak atas kepemilikan sejumlah aset, meski diatasnamakan anak dan menantunya.

Johanes mengaku nyaris bunuh diri lantaran perseteruan dengan anak dan menantunya.

Selengkapnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini