Sukses

Ketua DPR: Alangkah Dosa Jika Tak Dukung BNN Berantas Narkoba

Ketua DPR dan jajaran akan betul-betul konsern kepada BNN untuk memberantas narkoba,

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPR Setya Novanto menyatakan, pihaknya akan sangat mendukung langkah-langkah Badan Narkotika Nasional BNN dalam membebaskan Indonesia dari serbuan narkoba. Jika ia tidak mendukung penuh BNN dalam memberantas narkoba maka itu dosa besar.

"Saya lihat alangkah dosanya kalau kita tidak lakukan dukungan kepada BNN,” kata Setya Novanto saat menerima kunjungan Kepala BNN Komjen Pol Budi Waseso di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat, (31/3/2017).

Ketua Umum Partai Golkar ini juga mengatakan, bahwa seluruh jajarannya serius dalam mendukung pemberantasan narkoba oleh BNN. Tak ada toleransi lagi bagi semua kenis narkotika yang ada di Indonesia.

"Ketua DPR dan jajaran akan betul-betul konsern kepada BNN untuk memberantas narkoba,” lanjut Novanto.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala BNN, Komjen Pol Budi Waseso mengatakan, pihaknya terus berusaha menangkap narkoba yang masuk wilayah hukum republik ini.

"Setiap bulannya tidak kurang dari 100 kg yang kita amankan. Nilainya sekitar Rp 100 miliar,” kata Budi.

Sayangnya, lanjut Budi, pemasok narkoba ke Tanah Air ini tidak semata-mata bertujuan bisnis semata. “Tapi kepentingan negara tertentu untuk menghancurkan negara Indonesia,” ucap Budi.

Diungkapkan Budi, pihaknya telah menginventarisir negara-negara pemasok narkoba untuk Indonesia. “Ada 11 negara yang supply narkotika dengan berbagai jenis,” ungkapnya.

Budi menjelaskan, pasokan narkotika berbagai jenis ke Indonesia merupakan ancaman serius bagi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) kedepannya. “Kedepannya ini ancaman buat negara kita. Sementara kita lemah dalam mengantisipasinya lantaran sangat banyak pulau-pulau dan jalan-jalan tikus, sehingga kita kemasukan terus,” jelas Budi.

Menurut Budi, ada dua negara yang menjadi persinggahan sebelum narkoba-narkoba tersebut masuk ke Indonesia. “Malaysia dan Singapura transit peredaran. Permasalahannya itu masuk ke Indonesia. Tidak ada satupun wilayah negara kita yang bebas,” tandas Budi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini