Sukses

Cara Pecalang di Banten Jaga Perayaan Hari Raya Nyepi

Di Banten ada sekitar 60 pecalang yang tersebar dalam beberapa banjar di wilayah ini.

Liputan6.com, Serang - Pecalang atau polisi adat Agama Hindu di Banten menggunakan cara berbeda dalam tugasnya menjaga berlangsungnya perayaan Hari Raya Nyepi.

"Kalau di sini kan ada yang kerja. Kalau bisa baru ikut upacara keagamaan. Kita patokan dari kalender dulu, di kalender ada agenda apa, jadi informasinya dari grup WA (Whatsapp) aja," kata Ketut Wardono, Ketua Pecalang Merjasari, Rempoa, Tangsel, Banten, di sela pawai ogoh-ogoh di Kota Serang, Senin 27 Maret 2017.

Di Banten ada sekitar 60 orang pecalang yang tersebar dalam beberapa banjar di wilayah ini. Mereka menggunakap aplikasi WA untuk menjalin komunikasi, termasuk dalam rangka pengamanan Hari Raya Nyepi tahun ini.

Cara ini, kata Ketut, karena rumah umat Hindu di Banten terpisah-pisah sehingga pengawasan tak bisa dilakukan seperti di Bali yang homogen. Ini juga dilakukan karena jumlah pecalang yang terbatas.

Ketua Parisade Hindu Dharma (PHDI) Indonesia Provinsi Banten Anak Agung Gede Anom menyatakan, jumlah umat Hindu Bali di Banten saat ini berkisar 10 ribu jiwa. 

Meski minoritas, dia berharap mereka terus menjaga perdamaian baik dengan sesama umat manusia maupun dengan alam.

"Perlunya ada perdamaian dan keharmonisan antara umat di dunia. Tidak mengenal dari agama manapun. Sehingga kita mampu membangun bangsa," kata Anak Agung Gede Anom.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.