Sukses

BNN: Sumatera Pintu Masuk Narkoba ke Indonesia

Pemerintah menyatakan perang terhadap narkoba. Terlebih, narkotika masuk ke Indonesia dari sejumlah wilayah dan dengan berbagai cara.

Liputan6.com, Padang - Pemerintah menyatakan perang terhadap narkoba. Terlebih, narkotika masuk ke Indonesia dari sejumlah wilayah dan dengan berbagai cara.

Direktur Peran Serta Masyarakat Badan Narkotika Nasional (BNN) Sinta Dame Simanjuntak mengatakan salah satu wilayah yang menjadi pintu masuk narkoba ke Tanah Air adalah Sumatera.

"Jaringan Tiongkok dan Hong Kong masuk ke Indonesia lewat Sumatera seperti Sumatera Utara, Batam dan Aceh," kata Sinta, dalam kegiatan Diseminasi Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam), di Padang, Jumat (24/3/2017).

Menurut dia, Sumatera dipilih sebagai pintu masuk oleh jaringan internasional narkoba karena lebih mudah dibandingkan masuk melalui Singapura atau Malaysia.

"Selain itu, geografis Indonesia yang terdiri atas pulau-pualu kecil, menyulitkan aparat untuk melacak persembunyian mereka. Dan pengawasan kita memang lemah dibandingkan dua negara tersebut (Singapura dan Malaysia)" ungkap Sinta menambahkan.

Tak hanya itu, salah satu provinsi di Sumatera, Aceh juga memiliki narkoba asli yakni ganja, yang kualitasnya terbaik di dunia.

"Bahkan ujarnya tidak hanya di Aceh, sepanjang Bukit Barisan mulai dari Sumatera Barat, Sumatera Utara hingga aceh, ganja cukup subur ditanam dan tidak mudah dilacak. Dengan kondisi seperti itu tidak heran banyak pengedar di Indonesia yang tertangkap berasal dari Sumatera," kata Sinta.

Dia mengatakan untuk menyikapi kondisi itu BNN akan memerangi peredaran narkoba dengan menjaring generasi muda untuk menjadi agen pemberantasan narkoba. Seperti mahasiswa dan pelajar akan didorong untuk menyosialisasikan bahaya narkoba kepada masyarakat.

Sementara itu, Deputi Bidang Koordinator Politik Luar Negeri Kemen Polhukam Lutfi Rauf mengatakan pemberantasan narkoba menjadi strategi untuk memperkuat keamanan di ASEAN.

Sebab, kata dia, masalah narkoba, perdagangan manusia, teroris dan perang siber menjadi tantangan keamanan komunitas ASEAN.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini