Sukses

Kisruh Ojek Online Vs Angkot di Bogor Bikin Warga Cemas

Keributan onjek online dan sopir angkot yang berujung pengrusakan bukan hanya sekali ini saja.

Liputan6.com, Bogor - Kericuhan antara sopir angkot dengan driver ojek online di Bogor, Jawa Barat, membuat warga tidak tenang. Sebab keributan yang berujung pengrusakan bukan hanya sekali ini saja.

Warga sempat ketakutan dengan aksi saling sweeping hingga terjadi bentrok di beberapa wilayah kota dan kabupaten Bogor dalam tiga hari terakhir ini.

Yulianti, pemilik kios pulsa elektronik di Terminal Laladon, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, ini mengaku tidak tenang dan takut berimbas pada warungnya yang berada di seberang terminal tersebut.

"Takut sih udah pasti. Takut kena sasaran amukan sopir angkutan online. Waktu kejadian saja sempet saya tutup kios," kata Yulianti, Rabu (23/3/2017).

Yulianti merasa khawatir jika keributan ini terus terjadi akan mengganggu aktivitas pedagang di sekitar lokasi.

"Sudah lebih dari dua kali terjadi keributan di sini (Terminal Laladon)," ujar Yulianti.

Selain itu, seorang pemilik usaha di Jalan Abdullah bin Nuh, Kota Bogor, yang enggan menyebutkan namanya itu juga mengaku tidak tenang berjualan. Sebab, kawasan ini kerap menjadi tempat kedua kubu untuk saling melakukan aksi sweeping.

"Kalau massa udah banyak kan enggak bisa terkendali, pasti bentrok," katanya.

Rohana, salah seorang warga mengatakan, konflik antara sopir angkot dan ojek online yang terjadi sejak tiga hari terakhir ini bukan hanya mengganggu aktivitas, tapi juga ketenangan warga.

Apalagi hingga saling melakukan aksi sweeping tentunya membuat masyarakat, khususnya penumpang resah.

"Kami sih minta ada tindakan dan kebijakan yang tegas dari pemerintah Kota maupun Kabupaten Bogor agar kisruh kedua pihak cepat selesai," ucap warga Kedunghalang, Kota Bogor, ini.

Bayangkan ketika ada penumpang di dalam angkot atau sedang naik ojek online tiba-tiba di-sweeping. Bukan hanya terganggu, masyarakat juga dibuat cemas.

"Intinya kondisi ini warga yang dirugikan," tegas Rohana.

Kisruh antara sopir angkot dengan ojek online sudah terjadi sejak Senin, 20 Maret. Sopir angkot di Bogor berunjuk rasa menolak keberadaan transportasi online karena selain ilegal juga membuat pendapatan sopir angkot menurun.

Mogok beroperasi ini diwarnai sweeping oleh sopir angkot di beberapa wilayah hingga memicu terjadinya aksi balasan dari driver ojek online.

Aksi mogok pun meluas sehingga membuat aktivitas warga Bogor lumpuh selama dua hari karena tidak ada angkutan umum yang beroperasi.

Di saat angkot mulai beroperasi Rabu kemarin, kericuhan kembali terjadi. Ratusan sopir ojek online dengan sopir angkot saling serang di Terminal Laladon, Kabupaten Bogor.

"Kejadian berawal dari informasi adanya sweeping ojek online, sehingga memicu driver ojek online bergerak. Isunya lagi ojek online duluan yang dilempari saat menuju ke Balai Kota," kata Kabag Ops Polresta Bogor Kota, Kompol Tri Suhartanto.

Akibat peristiwa tersebut, enam angkot yang sedang ngetem di Terminal Laladon dirusak oleh massa ojek daring.

Perusakan dilakukan dengan cara melempar dengan batu dan memukul kaca mobil menggunakan kayu.

Kapolres Bogor Kabupaten, AKBP Andi Mochammad Dicky mengatakan, tidak ada korban jiwa atau luka dalam aksi tersebut. Namun ada angkot yang dirusak.

Dicky berjanji akan mencari pelaku pengrusakan angkot tersebut. Saat ini polisi masih mengumpulkan keterangan saksi-saksi maupun melihat dari rekaman video yang diambil oleh massa maupun media.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini