Sukses

Asosiasi Pengelola Mal: Pengunjung Harus Disiplin Pakai Lift

Para pengunjung pusat perbelanjaan diminta lebih disiplin dan bijak dalam menggunakan lift.

Liputan6.com, Jakarta - Peristiwa lift jatuh di Blok M Square menjadi perhatian semua pihak. Para pengunjung pusat perbelanjaan diminta lebih disiplin dan bijak dalam menggunakan lift.

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Stefanus Ridwan mengatakan, kedisiplinan ini tentu akan berpulang pada keselamatan pengunjung. Karena itu, pengunjung tidak perlu memaksakan diri bila lift sudah penuh.

"Terkadang lift sudah bunyi keberatan, namun masih ada yang masuk lagi. Jadi perlu juga ada kesadaran dari pengguna," kata Stefanus melalui keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Senin 20 Maret 2017.

Menurut dia, peristiwa lift jatuh di Blok M Square karena kelebihan beban. Sampai akhirnya lift tak mampu menahan beban dan jatuh yang berujung pada belasan orang terluka.

APPBI akan berkoordinasi dengan seluruh anggotanya pada pekan ini. Stefanus meyakinkan, pusat perbelanjaan anggota APPBI memiliki lift yang layak pakai.

Stefanus menjelaskan, biasanya pengecekan tersebut dilakukan secara berkala oleh tenaga outsourcing yang sebelumnya melaksanakan pemasangan.

"Bahkan, di beberapa mal pengecekan dilakukan tenaga dari luar negeri. Jadi benar-benar terpelihara," ungkap Stefanus.

Sebelumnya, Kepala BPBD DKI Jakarta Husein Murad mengatakan, lift sudah penuh sejak di lantai 7. Pengunjung yang baru menyelesaikan Salat Jumat memenuhi lift hingga melorot karena tak kuasa menahan beban.

"Jadi liftnya melorot, bukan jatuh bukan putus," kata Husein.

Seperti diketahui, lantai 7 Blok M Square merupakan Masjid Nurul Iman. Masjid ini merupakan salah satu masjid terbesar dalam mal di Indonesia. Masjid ini memiliki luas sekitar 5.000 meter persegi dan mampu menampung hingga 10.000 orang jemaah.

Sementara, Plt Gubernur DKI Jakarta Sumarsono mengungkapkan hal senada. Menurutnya, rem penahan tidak kuat menahan beban, sehingga lift turun secara perlahan sebelum menutup.

Kapasitas lift seharusnya 15 orang, namun diisi 30 orang. Artinya, jumlah muatan lebih dari dua kali kapasitas maksimalnya. Alarm tanda kelebihan kapasitas juga telah berbunyi, namun para pengunjung tetap masuk. "Ini murni musibah," ungkap Sumarsono.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini