Sukses

Sebelum Demo, Mahasiswa dan Warga Salat Gaib untuk Hasyim Muzadi

Salat gaib dan doa bersama dilakukan secara khusus sebagai bentuk penghormatan kepada KH Hasyim Muzadi.

Liputan6.com, Jakarta Rasa duka mendalam atas wafatnya KH Hasyim Muzadi juga dirasakan oleh warga Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Ratusan mahasiswa dan Nahdliyin (sebutan untuk warga NU) yang hendak menggelar aksi unjuk rasa, terlebih dulu mengawali aksi dengan melaksanakan salat gaib dan doa bersama sebagai penghormatan terhadap tokoh guru bangsa, Hasyim Muzadi.

Para mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan warga yang telah berkumpul di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat tak langsung berorasi. untuk menggelar aksi unjuk rasa, tetapi mereka bukannya langsung berorasi. Melainkan terlebih dahulu mereka mengawali dengan melaksanakan shalat gaib dan doa bersama untuk almarhum KH Hasyim Muzadi.

"Salat gaib dan doa bersama ini secara khusus merupakan bentuk penghormatan kepada KH Hasyim Muzadi. Beliau sosok panutan masyarakat di negeri ini, utamanya warga Nahdlatul Ulama (NU), makanya saat ini masyarakat merasa kehilangan sosok tokoh penting," kata Ketua Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Sumenep, Alif Rofik, Kamis (16/3/2017).

Meski panas sinar matahari menyengat, para pengunjuk rasa tetap khusuk melaksanakan salat gaib dan doa bersama. Mereka melepas seluruh poster dan spanduk yang dibawa saat mendoakan Hasyim Muzadi, tokoh yang telah menjadi panutan masyarakat luas itu.

Salat gaib dan doa bersama dipimpin langsung oleh KH Hatim Al'ashom, pengasuh Pondok Pesantren Raudatus Syabab, Desa Sergang, Kecamatan Batu Putih. Usai salat gaib dan doa bersama, para mahasiswa dan warga kemudian berunjuk rasa. Mereka berorasi sambil berjalan menuju kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat.

Aksi unjuk rasa ini digelar sebagai bentuk keprihatinan atas maraknya pembelian tanah yang dilakukan oleh investor, sehingga alih fungsi lahan yang telah dikuasai investor dapat mengancam kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, mereka menuntut pemerintah daerah segera mengeluarkan peraturan yang berpihak kepada rakyat kecil.

"Pemerintah harus segera membuat regulasi perlindungan tanah. Itu sangat penting, menyangkut dampak ekologis dari seluruh lahan yang telah terjual kepada Investor. Karena telah banyak pohon ditebang untuk membangun tambak udang, sehingga memang perlu mengevaluasi kembali peraturan tentang tata ruang wilayah," kata Alif.

KH Hasyim Muzadi wafat, Kamis 16 Maret 2017, di kediamannya Malang, Jawa Timur, sekitar pukul 06.15 WIB. Hasyim meninggal setelah kesehatannya menurun dikarenakan sesak napas akibat dahak dari batuk yang dialaminya.

Keterangan tersebut disampaikan Ketua Tim Dokter yang menangani Kiai Hasyim Muzadi, dr Hariadi Moeljosoedirjo, pada Rabu, 15 Maret 2017.

Dahak yang berada di tenggorokan Hasyim Muzadi tersumbat,sehingga Kiai yang dikenal moderat dan nasionalis itu mengalami sesak napas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini