Sukses

Megawati Terinspirasi Buku Sarinah Karya Bung Karno

Karena terinspirasi spirit Sarinah yang ditulis Bung Karno, Megawati saat itu tidak berhenti pada ratifikasi Konvensi ILO.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri mengaku banyak terinspirasi pemikiran ayahnya, Sukarno terkait peran perempuan dalam membangun peradaban suatu bangsa.

"Beliau menuliskan buku yang menjadi inspirasi perjuangan kaum perempuan, yakni Sarinah. Spirit Sarinah tersebut mengilhami saya," kata Megawati dalam seminar tentang 'Kerjasama Wilayah ASEAN dengan tema: Hentikan Kekerasan Seksual Terhadap Anak-Anak', di Putra Wolrd Trade Centre Kuala Lumpur, Selasa (14/3/2017).

Seminar tersebut diselenggarakan atas prakarsa istri Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, Datin Paduka Seri Rosmah Mansor. Megawati yang hadir ke Kuala Lumpur sebagai pembicara khusus didampingi Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani.

Karena terinspirasi spirit Sarinah yang ditulis Bung Karno, Megawati saat itu tidak berhenti pada ratifikasi Konvensi ILO.

Pada 2002, selaku Presiden, dirinya menandatangani tiga buah keputusan yaitu tentang rencana aksi penghapusan bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk anak, rencana aksi nasional penghapusan eksploitasi seksual komersial anak, dan rencana aksi nasional penghapusan perdagangan perempuan dan anak.

"Selanjutnya, di pengujung jabatan saya sebagai Presiden, saya mensahkan lahirnya UU Nomor 23 Tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga," ujar dia.

Selain itu, lanjut Ketua Umum PDI Perjuangan ini, ada tiga keputusan presiden untuk agenda ratifikasi yang ditandatanganinya, yaitu protokol opsional konvensi hak anak tentang perdagangan anak, pornografi anak dan prostitusi anak, protokol opsional konvensi hak anak tentang keterlibatan anak dalam konflik bersenjata, serta konvensi PBB 1990 tentang perlindungan pekerja migran dan keluarganya.

"Tidak hanya itu, konsepsi tentang rancangan undang-undang penghapusan kekerasan seksual terhadap perempuan pun sudah kami siapkan, dan Alhamdulillah, rancangan undang-undang itu saat ini oleh Pemerintah dan DPR disepakati sebagai Program Legislasi Nasional Prioritas yang sedang dalam proses pembahasan di DPR," jelas dia.

"Dengan berbagai upaya tersebut, gambaran pentingnya peran kaum perempuan dan anak sebagai cermin peradaban sebuah bangsa saya jalankan dengan penuh kesungguhan," ungkap Megawati.

Megawati kemudian menceritakan, mungkin dirinya satu-satunya presiden yang begitu bersemangat memperjuangkan kaum perempuan dan anak.

"Bukan karena saya perempuan, namun karena pemahaman betapa watak dan karakter sebuah bangsa, dimulai dari keluarga. Dalam filsafat nenek moyang kami, ada satu peribahasa yang sangat penting, yakni 'surga ditelapak kaki ibu', bukan di telapak kaki bapak. Ini cerminan local wisdom yang hidup dan tetap relevan dalam era modern seperti ini," jelas Megawati.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Dr.(H.C.) Hj. Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri adalah Presiden Indonesia ke 5 periode  23 Juli 2001 — 20 Oktober 2004.
    Dr.(H.C.) Hj. Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri adalah Presiden Indonesia ke 5 periode 23 Juli 2001 — 20 Oktober 2004.

    Megawati

  • Dr.(H.C.) Hj. Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri adalah Presiden Indonesia ke 5 periode  23 Juli 2001 — 20 Oktober 2004.
    Dr.(H.C.) Hj. Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri adalah Presiden Indonesia ke 5 periode 23 Juli 2001 — 20 Oktober 2004.

    Megawati Soekarnoputri

  • Sukarno

Video Terkini