Sukses

GP Ansor: Keterlaluan Jika Tolak Salatkan Jenazah Karena Politik

Dia menyatakan, mensalati jenazah hukumnya fardhu kifayah, artinya umat Islam berdosa bila tidak ada yang mengurusi jenazah tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor Yaqut Cholil Qoumas menilai aksi menolak mensalatkan jenazah karena yang bersangkutan adalah pendukung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di Pilkada DKI, sudah keterlaluan.

"Sampai ada orang yang tidak memperbolehkan mensalati jenazah yang beda pilihan politik, ini sudah keterlaluan menggunakan agama," kata  Yaqut, Jakarta, Sabtu 11 Maret 2017.

Dia menyatakan, mensalati jenazah hukumnya fardhu kifayah, artinya umat Islam berdosa bila tidak ada yang mengurusi jenazah tersebut.

"Padahal dalam Islam ini fardu kifayah. Kalau orang disuruh ninggalin kewajiban, ini yang dosa siapa? Kan enggak boleh. orang-orang awam jangan sampai ikutan," kata Yaqut.

Dia meminta agar Menteri Agama turun tangan kasus ini.

"Menteri Agama hanya bilang 'bicaralah hati ke hati', menyindir-menyindir. Kalau mau sindir-sindir itu cukup GP Ansor saja," jelas Yaqut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.