Sukses

Djarot: Telantarkan Jenazah Nenek Hindun, Jauh dari Nilai Islam

Menurut Djarot, mengurus jenazah saudara sesama muslim itu, hukumnya wajib.

Liputan6.com, Jakarta - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat meminta masyarakat tidak mencampur adukan urusan pilkada dengan agama.

Hal ini dikatakan Djarot saat mendengar soal jenazah Nenek Hindun yang ditelantarkan oleh masyarakat sekitar. Lantaran, sang nenek yang sudah tak bisa berjalan sejak lama itu memilih Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Djarot Saiful Hidayat saat Pilkada DKI putaran pertama 15 Februari 2017.

"Makanya berkali-kali bilang, tolonglah jangan campur adukkan persoalan pilkada dengan agama," kata Djarot usai menghadiri acara deklarasi di Tebet Barat Jakarta, Sabtu (11/3/2017).

Menurut cawagub petahana ini, mengurus jenazah saudara sesama muslim itu, hukumnya wajib.

"Itu kan mengurus saudara kita yang meninggal dunia sesama muslim itu hukumnya fardhu kifayah, tidak boleh mempersulit dong," ucap Djarot.

Djarot sedikit mengutip kalimat dari Buya Syafi'i Ma'arif soal menolak jenazah bukan hanya tindakan tidak terpuji tetapi tindakan primitif.

"Ini kalau menurut saya, mohon maaf nih, meminjam bahasanya Buya Syafi'i Ma'arif ini betul-betul bukan hanya tindakan tidak terpuji tapi ini tindakan yang primitif, memaksakan kehendak dan sebagainya, dan betul-betul itu jauh dari nilai-nilai Islam," tutur dia.

Islam itu, kata Djarot, merangkul bukan memukul. Islam juga mengayomi bukan menebar kebencian.

"Islam itu begitu tuh rahmatan lil'alamin. Jadi kalau seperti itu, itu berarti, mohon maaf saya bukan ahli agama, tanyakan pada ulama aja, tapi itu kebablasan," tegas Djarot.

Jenazah nenek 78 tahun ditelantarkan oleh masyarakat sekitar. Menurut keterangan anak nenek Hindun bernama Neneng, pasca ibunya mencoblos pasangan Ahok-Djarot, keluarganya menjadi pergunjingan. Neneng adalah putri bungsu Hindun.

"Kami ini semua janda, empat bersaudara perempuan semua, masing-masing suami kami meninggal dunia, kini ditambah omongan orang yang kayak gitu, kami bener-bener dizalimi, apalagi ngurus pemakaman orangtua kami aja susah," ujar Neneng.

Neneng menceritakan, kronologi jenazah ibundanya ditolak disalatkan di musala oleh ustaz Ahmad Syafii. Neneng mengatakan, saat itu dia dan keluarganya ingin agar jenazah Hindun disalatkan di musala. Namun, ditolak oleh Ustaz Ahmad Syafii lantaran tidak ada orang di musala.

Selain itu, tak ada orang yang menggotong jenazah Nenek Hindun ke musala. Sehingga Ustaz Ahmad Syafii mensalatkan Hindun di rumahnya.

Ustaz Ahmad Syafii menegaskan, telah mensalati jenazah Hindun.

"Perkaranya itu bukan karena milih Ahok, bukan nggak disalati, saya yang ngimami, saya yang bantu talqin (melepas arwah orang yang kritis dengan kalimat tauhid) kan 24 jam sebelum Nenek (Hindun) meninggal," terang Ahmad Syafii di rumahnya yang persis berada di depan sebuah spanduk penolakan menyalati jenazah pendukung penista agama.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini