Sukses

Ketika Rizal Ramli Mengkritik Kader PKS

Rizal Ramli menilai kader PKS mendukung paham neoliberalisme dalam menentukan arah kebijakan politiknya.

Liputan6.com, Jakarta - Rizal Ramli mengkritik kader Partai Keadilan Sejahtera atau PKS dalam menentukan kebijakan ekonomi. Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia itu menuding PKS mendukung neoliberalisme atau paham yang mendukung adanya pasar bebas, kapitalis, dan privatisasi.

"Mohon maaf, selama ini dalam bidang ekonomi, garis PKS tidak beraturan. Kebanyakan tokoh-tokoh di PKS pendukung kebijakan neoliberalisme. Neoliberalisme pintu masuk dari neokomunis," ucap Rizal Ramli dalam pidatonya di dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) PKS 2017, Selasa 7 Maret 2017.

Menurut Rizal, ketika dirinya berbicara tentang ekonomi dengan tokoh PKS, kebanyakan dari kader PKS mendukung seratus persen neoliberalisme. Padahal, menurut dia, neoliberalisme memicu masalah sosial, membuat negara semakin bergantung kepada bank dan asing menguasai perekonomian di Indonesia.

"Contoh memang maju, tetapi ada gap antara kaya dan miskin yang miskin luar biasa. Kedua ketergantungan sama bank semakin besar, sehingga sebagian besar anggarannya habis buat membayar bank," ujar Rizal Ramli.

Rizal menilai saat ini negara lebih melindungi pengusaha besar seperti Badan usaha milik negara (BUMN) ataupun swasta dengan memberikan subsidi baik langsung maupun tidak langsung sehingga usahanya semakin besar.

Sementara itu, lanjut dia, negara tidak membantu secara sungguh-sungguh pengusaha kecil dan industri rumah tangga untuk bisa mengembangkan usahanya.

"Ada 200 keluarga yang menguasai apa yang disebut big business. Sekitar 180 merupakan BUMN. Sedangkan, usaha kecil 40 juta-60 juta usaha kecil. Sehingga aneh bagi saya, PKS yang mewakili umat, harusnya berjuang untuk yang bawah," tandas Rizal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini