Sukses

Tiba di Tanah Air, Ini Hasil Kunjungan Jokowi dari Australia

Jokowi dan Iriana mendarat di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta Timur pada Minggu, 26 Februari sekitar pukul 20.30 WIB.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi tiba di Tanah Air setelah berkunjung selama dua hari ke Australia.

Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 yang membawa Jokowi dan Iriana mendarat di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta Timur pada Minggu, 26 Februari sekitar pukul 20.30 WIB.

Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Machmudin mengatakan, kunjungan kenegaraan dan berbagai pertemuan yang dilakukan telah memberikan hasil konkret, di antaranya di bidang ekonomi, politik, hukum dan keamanan, serta peningkatan hubungan people to people.

Hal itu seperti disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di International Convention Center, Sydney, Australia, Minggu.

"Tapi tentunya, satu hal yang perlu selalu kita lakukan adalah apa pun 'arrangement' yang akan kita lakukan, dasar utamanya adalah kerja sama yang saling menguntungkan," ucap Retno seperti dikutip dari Antara.

Selain Retno, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Kepala BKPM Thomas Lembong turut memberikan keterangan.

Enggartiasto menyampaikan, Indonesia mendapatkan akses untuk pasar herbisida dan pestisida. Nilai impor Australia untuk kedua jenis zat kimia pembasmi hama tersebut mencapai US$ 1,3 miliar-1,5 miliar.

Dengan diberikannya akses masuk ini, diharapkan nilai ekspor Indonesia untuk kedua jenis zat kimia pembasmi hama tersebut dapat meningkat karena selama ini terhambat oleh tarif.

"Indonesia hanya bisa masuk dengan US$ 50 juta karena berbagai hambatan tarif," ucap Enggartiasto.

Sementara itu, pemerintah Indonesia akan menyamakan tarif bea masuk gula dari Australia dengan gula dari ASEAN.

"Jadi kalau dari sisi kita, kita hanya mengalihkan saja. Kita masih tetap impor, tapi sekarang sebagian dari Thailand, sebagian bisa juga dari Australia," ujar Enggartiaso.

Upaya itu dilakukan untuk menghindari ketergantungan impor gula dari satu negara. "Raw sugar itu kita hanya impor dari Thailand sehingga harganya mereka yang tentukan," ucap Enggartiasto.

Adanya negara lain, dalam hal ini Australia, untuk mengimpor gula, akan dapat memberikan keuntungan bagi Indonesia. "Maka kita bisa membandingkan dan harga itu diharapkan bisa lebih turun," ujar Presiden Jokowi.

Hal lain yang terkait dengan perdagangan adalah mengenai relaksasi sapi. Pemerintah telah menetapkan relaksasi berat sapi, dari 350 kg menjadi 440 kg.

Dengan kondisi itu, harga sapi bakalan turun 1 dolar AS per kg. Pada waktu dikirim, setelah empat bulan proses penggemukan, harga daging sapi segar akan turun. "Di luar dari harga daging beku yang sekarang sudah ada dengan maksimum Rp 80.000 per kg," kata Enggartiasto.

Investasi Rp 39 Triliun

Kepala BKPM Thomas Lembong menyampaikan nilai investasi yang akan diinvestasikan dari investor Australia adalah Rp 39 triliun dalam 3-5 tahun ke depan.

Investasi dari Australia itu dalam berbagai bidang, seperti pertambangan, wisata bahari, infrastruktur hingga prasarana air. Selain itu, kerja sama juga dilakukan di bidang ekonomi digital.

Di bidang politik, hukum dan keamanan beberapa kerja sama juga akan ditingkatkan, antara lain penanggulangan kejahatan lintas negara, penanggulangan terorisme dan IUU fishing.

"Kedua pihak juga sepakat untuk memperkuat kerja sama melalui pilar two-plus-two juga kerja sama antara Menko Polhukam dan Jaksa Agung Australia dalam membentuk ministerial council," ucap Menlu Retno.

Untuk meningkatkan kerja sama people-to-people, Presiden meluncurkan tiga balai bahasa di Perth, Melbourne, dan Canberra.

"Ada beberapa lagi yang akan didirikan di Australia ini. Balai bahasa ini harus dilihat dari upaya kita untuk lebih menginternasionalisasi bahasa kita," ucap Retno.

Hubungan people to people diyakini akan semakin menguatkan hubungan kedua negara, karena saat ini terdapat 20.000 pelajar Indonesia di Australia. Selain itu, Indonesia merupakan destinasi favorit bagi pelajar Australia melalui program New Colombo Plan.

"Indonesia merupakan destinasi terfavorit bagi pelajar Indonesia yang akan sekolah ke Asia. Sudah lebih dari 3.000 pelajar Australia di Indonesia," ucap Menlu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini