Sukses

Pengamat Sebut Ada 3 Motif Pembunuhan Kim Jong-nam

Kim Jong-nam (45) dibunuh oleh dua perempuan yang memerciki wajahnya dengan zat kimia di Bandara Kuala Lumpur.

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Korea, Teguh Santosa mengatakan ada tiga kemungkinan motif di balik pembunuhan Kim Jong-nam, kakak tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.

Motif pertama, kata Teguh peristiwa itu merupakan peristiwa kriminal biasa.

"Mengingat profil Kim Jong-nam yang dalam berbagai pemberitaan media dalam dan luar negeri disebutkan sebagai pria yang gemar bertualang dengan paspor palsu, gemar main perempuan, gemar berjudi, dan sering buat kisruh. Tingkat validitas teori ini kuat," kata Teguh seperti dikutip dari Antara, Sabtu 18 Februari 2017.

Motif kedua, Teguh menyatakan teori pembunuhan politik varian A di mana dalangnya adalah pihak Korea Utara untuk menyingkirkan Kim Jong-nam yang digambarkan sebagai pemberontak dan berpotensi mengganggu dan merebut kekuasaan dari Kim Jong-un.

"Tingkat validitas teori ini lemah. Kelemahan utamanya terletak pada keterlibatan dua wanita non-Korea Utara sebagai eksekutor. Pihak Korea Utara sangat tertutup dan sulit melibatkan pihak lain apalagi untuk operasi seperti ini," tutur dia.

Motif ketiga, menurut Teguh adalah teori pembunuhan politik varian B, dalangnya adalah pihak-pihak lain di luar Korea Utara atau secara sederhana disebut pihak-pihak yang ingin menyudutkan Korea Utara.

"Tingkat validitas teori ini sangat kuat. Ada kemungkinan kedua eksekutor adalah bagian dari operasi atau bisa juga diarahkan dan didesain sehingga melakukan pembunuhan," ujar Dosen Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.

Menurutnya, lokasi pembunuhan di Bandara Internasional Kuala Lumpur yang aktivitasnya sangat padat juga memperkuat teori ini. Tujuannya adalah untuk blow up kasus tersebut. Apalagi modus pembunuhan yang digambarkan terlalu dramatis.

Kim Jong-nam (45) dibunuh oleh dua perempuan yang memerciki wajahnya dengan zat kimia di terminal keberangkatan Bandara Internasional Kuala Lumpur 2, Senin 13 Februari 2017 sekitar pukul 09.00, saat akan berangkat ke Macau.

Kedua perempuan itu kemudian masuk ke taksi dan melarikan diri. Salah satu perempuan bernama Siti Aisyah, ditangkap di bandara pada Rabu 15 Februari 2017 saat mencoba keluar dari Malaysia.

Sementara perempuan lainnya, berusia 29 tahun, memegang dokumen perjalanan Vietnam dengan nama Doan Thi Huong.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini