Sukses

Di Ponorogo, Tanah Bisa Jadi Lukisan Mahal

Keterbatasan modal membeli cat warna menjadi inspirasi bagi seorang seniman di Ponorogo, Jatim, untuk menggunakan tanah sebagai bahan pewarna. Hasil lukisannya tak kalah dibandingkan lukisan dengan bahan cat.

Liputan6.com, Ponorogo: Lukisan dari bahan cat minyak dan cat air? Sudah biasa. Namun menggunakan media tanah? Bisa jadi, belum semua tahu. Hal itulah yang dilakukan seorang seniman asal Desa Sampung, Ponorogo, Jawa Timur, Windi Mukti Jatmiko.


Keterbatasan modal untuk membeli cat warna tidak menjadi Windi putus asa. Sebaliknya, hal itu memberikan inspirasi baginya untuk melihat potensi alam. Persisnya, dengan menggunakan tanah untuk bahan pewarna.

Hasil lukisannya, ternyata tak kalah dengan lukisan berbahan cat mahal. Bahkan, melukis dan mewarnai dengan tanah menjadikan lukisan makin terlihat natural.

Untuk bisa mendapatkan tanah yang akan digunakan mewarnai, bapak tiga anak itu mengaku tidak sulit. Windi memilih warna hitam dengan memakai tanah lempung,  warna merah dari pecahan batu bata, dan warna putih dari batu kapur.

Sebelum digunakan untuk mewarnai, Windi juga harus mencampur bahan dasar tadi dengan air. Selanjutnya disaring beberapa kali. Air yang bercampur tanah diendapkan, untuk mendapatkan lumpur yang halus. Bahan yang sudah diendapkan diberi lem perekat, agar lumpur yang digunakan untuk mewarnai tidak mengelupas setelah kering.

Untuk menghasilkan sebuah karya lukis, Windi butuh waktu sekitar tujuh hingga sepuluh hari, dari
persiapan bahan hingga pengerjaannya. Untuk hasil karyanya yang unik itu, Windi mematok harga antara Rp 1 juta hingga puluhan juta rupiah. Semuanya tergantung kualitas, konsep, dan tingkat kesulitan dalam pengerjaannya.(BJK/SHA)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.