Sukses

Awas, Pengedar dan Pengguna Tembakau Gorila Bisa Dipidana

Tidak hanya pengedar, pengguna Tembakau Gorila pun akan dipidana seperti pengguna narkoba lainnya.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Narkotika Nasional (BNN) menegaskan tembakau gorila sudah resmi masuk dalam daftar narkotika. Hal itu sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan Penggolongan Narkotika.

Kabag Humas BNN Kombes Pol Slamet Pribadi mengatakan, tembakau gorila sudah resmi narkotika mulai Kamis 12 Januari 2017. Dengan begitu, baik pengedar ataupun pengguna tembakau ganja sintetis itu dapat terjerat pidana sesuai dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

"Sudah masuk (tembakau gorila) Permenkes Nomor 2 Tahun 2017 kemarin. Ya pidana Undang-Undang Narkotika," tutur Slamet saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (13/1/2017).

Narkotika yang bisa membuat penghisapnya merasa tertiban gorila itu mengandung zat AB-CHMINACA. Kandungan itulah yang membuat tembakau gorila masuk dalam golongan I angka 86.

Disebutkan dalam Permenkes Nomor 2 Tahun 2017 bahwa narkotika golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi.

Narkotika golongan ini memunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Narkotika golongan I memuat daftar sebanyak 114 jenis narkotika.

"Jadi itu tuh tembakau. Cuman disemprot gitu lo atau diserbuk pakai ganja sintetis itu. Cair atau bubuk kan. Trus dijemur lagi. Nah, ada senyawanya jadi yang bisa bikin pemakai jadi limbung badan," jelas Slamet.

Tembakau gorila kini diketahui masih dijual bebas di masyarakat. Dengan adanya aturan baru tersebut, BNN meminta kepada masyarakat untuk melaporkan informasi terkait penyalahgunaan tembakau gorila atau sejenisnya.

"Kita sudah sampaikan. Jika menemukan alamat website atau situs penjualan tembakau gorila atau narkotika lainnya dapat menginformasikan ke BNN. Bisa ke SMS Center atau Whatsapp BNN," pungkas Slamet.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini