Sukses

Lampion Benang dari Tangerang

Nina mengaku memulai usaha kerajinan tangan pada 2005. Namun, saat itu dia tidak memulai dengan lampion, terlebih yang terbuat dari benang.

Liputan6.com, Tangerang: Anda tentu mengetahui lampion. Namun, boleh jadi, tidak banyak yang bisa membuat lampion--terutama dari bahan benang. Di Tangerang, Banten, Nina yulianti menjadi perajin lampion yang kreatif. Dia menceritakan kisahnya kepada reporter SCTV Julianus Kriswantoro, baru-baru ini.

Nina mengaku memulai usaha kerajinan tangan pada 2005. Namun, saat itu dia tidak memulai dengan lampion. Baru beberapa tahun kemudian, Nina mencoba membuat lampion.

Waktu Nina memulai usaha, perajin lampion sudah lumayan banyak. Namun, dia bertekad ingin membuat lampion yang berbeda. Setelah berpikir, muncullah ide kreatif membuat lampion dengan menggunakan benang.

Benang yang biasa digunakan untuk menjahit baju, sama Nina diubah menjadi lampion cantik. Dalam membuatnya, dia tidak menggunakan cetakan, melainkan balon tiup. "Balon ditiup yang ada diolesi lem dan dililiti benang," kata Nina. Hasilnya pun menjadi lampion cantik, penghias ruangan, yang siap dipasarkan.

Nina tidak berpuas diri. Dia terus mengembangkan kreativitasnya agar produknya bisa diterima masyarakat. Berbagai bentuk lampion pun dia tawarkan; dari yang gantung sampai duduk. Untuk sebuah lampion gantung, dia bisa membuat dalam waktu 15 menit.

Mengenai harga, Nina menjual dengan bervariasi. Lampion gantung dijual dengan harga Rp 50 ribu hingga Rp 75 ribu per buah. Sedangkan untuk lampion duduk, dia memasang harga Rp 100 ribu sampai Rp 250 ribu. Ini lebih mahal karena menggunakan alas duduk yang terbuat dari kayu.(ULF)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini