Sukses

Maskapai Penerbangan Perang Tarif

Adu tarif masih menjadi andalan maskapai penerbangan dalam meraih penumpang. Mereka mengatakan kondisi seperti itu menguntungkan penumpang.

Liputan6.com, Jakarta: Kendati biaya operasional maskapai penerbangan berjadwal meningkat seiring dengan tingginya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, perang tarif di kalangan maskapai penerbangan dalam negeri terus berlanjut. Akibatnya, selisih harga antara satu maskapai dan maskapai lainnya dapat mencapai Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu, khususnya pada rute-rute yang cukup padat.

Misalnya, rute penerbangan Jakarta-Pekanbaru. Awalnya, rute ini dilayani oleh tiga maskapai berjadwal dengan tarif berbeda, yakni Garuda Indonesian Airways dan Merpati Nusantara Airlines yang mematok tarif Rp 848 ribu serta Mandala Airlines bertarif Rp 784.500. Namun, sejak awal tahun ini muncul maskapai baru bernama Lion Airlines yang mampu mematok tarif termurah yakni Rp 750 ribu.

Pimpinan Lion Airlines sendiri menolak tudingan sedang mengadakan perang tarif. Direktur Pemasaran Lion Airlines Yoen K, baru-baru ini, mengatakan pihaknya tak sembarangan memurahkan harga. Mereka telah memperhitungkan seluruh biaya operasional dan peningkatannya sebelum menetapkan tarif itu.

Sedangkan mengenai adanya persaingan harga, Yoen berpendapat, hal itu justru bisa menguntungkan penumpang. Sebab, kondisi demikian memudahkan penumpang memilih maskapai penerbangan dengan pelayanan terbaik. Namun, ia setuju saja bila pemerintah berkeinginan menertibkan tarif angkutan udara.(HFS/Teguh Raharjo)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini