Eksekusi Rumah Diwarnai Isak Tangis

Liputan6.com, Medan: Eksekusi sebuah rumah berlantai dua di kawasan Jalan Pertempuran, Kelurahan Pulo Brayan Kota, Medan Barat, Sumatra Utara, Rabu (21/4) siang, diwarnai isak tangis pihak penggugat. Dalam eksekusi ini, pihak pengadilan, dengan melibatkan puluhan anggota Kepolisian Poltabes Medan, membacakan putusan Pengadilan Negeri Medan yang memenangkan gugatan Winardi Theo terhadap Mat Isap.

Pembacaan putusan itu diprotes sejumlah pihak tergugat dan menganggap eksekusi tidak memiliki dasar hukum yang jelas. Apalagi, pihak tergugat mengaku proses eksekusi terkesan dipaksakan setelah mereka mengetahui hakim PN Medan, yang memutuskan kasus ini telah melakukan perubahan obyek gugatan.

Dedi Syahputra, keluarga tergugat, membeberkan, tanah yang mereka miliki sebenarnya berukuran empat kali enam meter persegi. Sementara, di obyek gugatan disebutkan tanah itu berukuran 105 meter persegi. Bahkan, karena ketidakjelasan inilah Badan Pertanahan Nasional Kota Medan tak bisa mengeluarkan sertifikat atas tanah tersebut. Hal serupa juga ditegaskan Masitah Hasibuan, kuasa hukum pihak tergugat. Masitah menganggap putusan yang memenangkan pihak penggugat itu cacat hukum.

Namun, pihak pengadilan yang telah membawa alat berat ke lokasi lahan sengketa ini sempat memaksa seluruh penghuni angkat kaki. Paksaan ini langsung ditentang. Sejumlah perempuan keluarga korban pun protes sambil menangis memohon. Setelah melakukan negosiasi, pihak pengadilan akhirnya memutuskan menunda pelaksanaan eksekusi dalam waktu 1 x 24 jam untuk memberikan kesempatan kepada pihak tergugat mencari tempat tinggal baru.(ARL/YUS)