Sukses

Kriminolog: Residivis Perampok Sadis Pulomas Salah Perhitungan

Beberapa alasan ini mematahkan spekulasi adanya motif lain di perampokan Pulomas?

Liputan6.com, Jakarta - Beragam spekulasi mencuat dalam kasus perampokan disertai pembunuhan Pulomas. Hal ini terlihat dari barang yang digasak kawanan "Korea Utara" dari kediaman Dodi Triono, di Jalan Pulomas Utara 7A, yang dinilai tidak sebanding dengan akibat yang disebabkan kawanan bandit tersebut. Enam orang tewas karena kehabisan napas setelah disekap di dalam kamar mandi tanpa ventilasi.

Polisi mengamankan barang bukti Rp 3,4 juta dan empat lembar mata uang Thailand dari tangan Erwin Situmorang. Telepon genggam Nokia warna hitam dan merek China juga turut diamankan.

Sementara itu, barang bukti yang diamankan dari Ramlan Butarbutar atau Porkas adalah dua telepon genggam merek Samsung, satu merek Blackberry hitam, kunci motor Yamaha, kunci motor Honda, kacamata, jaket dan kemeja putih. Selain itu, polisi juga menyita uang Rp 6,3 juta dan jam Rolex silver.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, tiada motif lain dalam kasus pembunuhan di Pulomas selain perampokan.

Menurut dia, meski ini hanya kasus kriminal biasa, yakni perampokan, tapi banyaknya jumlah korban meninggal hingga enam orang mengejutkan pihaknya. Tito mengapresiasi langkah cepat Polda Metro Jaya yang mampu membongkar kasus ini dalam sehari.

Kriminolog Universitas Indonesia, Kisnu Widagdo, mengatakan para pelaku memang tercatat sebagai pemain lama dari perampokan. Modus yang dilakukan adalah menyasar korban secara acak, mengikat korban, dan menyekap serta menggasak barang-barang yang mudah untuk dibawa tetapi punya nilai jual.

"Perhiasan, mata uang asing, uang cepat saja dibelanjakan, liquid. Kemudian sulit untuk dilacak. Bandingkan kalau menjual mobil. Dia akan kesulitan untuk mencari penadah yang percaya dengan mereka. Makanya mereka ambil barang-barang yang liquid," kata Kisnu saat berbincang dengan Liputan6.com, Kamis (29/12/2016).

Pupusnya spekulasi adanya motif lain di perampokan Pulomas adalah rekam jejak Ramlan yang merupakan bos dari komplotan tersebut. Ramlan adalah residivis kasus perampokan perumahan elite yang diburu beberapa polres di Polda Metro Jaya.

"Data dan fakta yang ada sulit untuk mengembangkan ke arah spekulasi di luar motif perampokan, ditambah hasil autopsi korban tewas bukan karena penganiayaan, tapi kehabisan oksigen," ujar Kisnu.

Lalu, mengapa mereka menyekap di kamar mandi tanpa ventilasi dan berdampak tewasnya enam orang?

"Mereka memang spesialis perampokan yang menyekap korbannya. Kamar mandi kebetulan saja, salah perhitungan. Itulah rasionalitas para pelaku saat itu," kata Kisnu.

Dua perampok sadis Pulomas, Jakarta Timur, ditangkap petugas di rumah kontrakannya, di Kampung Poncol Indah, Gang Kalong, RT 08/02, Kelurahan Bojong Rawalumbu, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi.

Satu tersangka atas nama Ramlan Butarbutar tewas ditembak karena melawan. Penangkapan ini kurang dari 24 jam berselang dari kejadian keji tersebut.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Muhamad Iriawan menjelaskan, selain menangkap dua pelaku, pihak kepolisian juga mengamankan beberapa barang bukti dari dua pelaku pembunuhan Pulomas. "Barang bukti yang diamankan dari Erwin adalah uang Rp 3,4 juta dan empat lembar uang Thailand," ujar Iriawan.

Penyidik juga mengamankan telepon genggam Nokia warna hitam dan satu lagi bermerek China. Selain itu, juga diamankan jaket kulit warna hitam, tas warna cokelat, dan topi warna abu-abu.

"STNK Yamaha Yupiter MX nomor polisi B 6769 EIX atas nama Siti Maria," ujar dia.

Sementara untuk barang bukti yang diamankan dari Ramlan, ia menambahkan, adalah topi hitam, dua telepon genggam merek Samsung, satu merek Blackberry warna hitam, kunci motor Yamaha, kunci motor Honda, kacamata, jaket dan kemeja putih.

"Uang Rp 6,3 juta dan jam Rolex warna silver," kata Iriawan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jejak Residivis Pembunuh Sadis

Kapolri Tito Karnavian mengatakan Ramlan merupakan pemain lama. "Nama-nama itu dari tim lapangan Polda Metro Jaya, salah satunya Ramlan Butarbutar. Itu kalau nama panggilannya Porkas. Dia yang di CCTV yang kaki pincang. Itu pemain lama waktu saya masih jadi Kasat Reskrim," ujar Tito dalam jumpa pers akhir tahun 2016 di Gedung Rupatama, Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (28/12/2016).

Hal tersebut dikuatkan dengan catatan kriminal dari Polres Depok. Menurut Kasat Reskrim Polres Depok Komisaris Teguh Nugroho, Ramlan pernah diringkus atas kasus perampokan di Perumahan Griya Telaga Permai Blok 2, Kecamatan Tapos Depok. Pelaku diringkus pada 18 Agustus 2015.

"Iya benar, pelaku pernah kami bekuk pada tahun lalu," ucap Teguh, Rabu, 28 Desember 2016.

Saat itu, tutur dia, Ramlan bersama keempat kawannya merampok dan menyekap pemilik rumah Wong Sulin, guru les Rapia Supatmi dan Lilik Natalia, Grecia, Kevin, dan Brend, siswi SD yang sedang mengikuti pelajaran tambahan di rumah tersebut.

"Kejadiannya pada 11 Agustus 2015 sekitar pukul 15.00 WIB," kata Teguh.

Sepekan setelah kejadian, Ramlan Butarbutar (51) ditangkap bersama Posman H. Andi (40), Jhoni Sitorus (45), Donny (31), dan Johanes Siagian alias M Ridwan Siagian (43).

"Kelimanya kami ringkus waktu itu 18 Desember," kata Teguh.

Kamis pagi tadi polisi kembali menangkap tersangka perampokan dan pembunuhan sadis Pulomas, Alfins Bernius Sinaga.

"Petugas mengambil tindakan tegas dan terukur bagi pelaku yang melawan," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Rudy Nugroho, di Jakarta Rabu malam, 28 Desember 2016.

Polisi meringkus Alfins di kawasan Villamas Indah Blok C Bekasi Utara Jawa Barat pada Rabu petang usai penangkapan terhadap dua tersangka lain, yakni Ramlan Butarbutar dan Erwin Situmorang. Erwin tewas setelah kakinya tertembak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini