Sukses

Cara Kemenristekdikti Cegah Ijazah Palsu di 2017

Untuk 2017, Kemenristekdikti akan berjuang meningkatkan kualitas sesuai bidangnya.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Riset, Tekhnologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menggelar acara Media Gathering Akhir Tahun 2016 bertema 'Menatap Kinerja 2016, Menyulam Karya 2017'. Dalam kesempatan itu, Menristekdikti Muhammad Nasir memaparkan program yang telah dilakukan dalam peningkatan akses dan mutu pendidikan tinggi.

"Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan tinggi, Kemenristekdikti melakukan upaya pencegahan ijazah palsu melalui Penomoran Ijazah Nasional (PIN) dan Sistem Verifikasi Ijazah Secara Elektronik (Sivil). PIN mulai dilaksanakan pada Januari 2017," ungkap Nasir di Kantor Kemenristekdikti Senayan, Jakarta Pusat, Rabu 28 Desember 2016.

Untuk Perguruan Tinggi, Kemenristekdikti masuk 500 besar di dunia pada 2016. Ada dua perguruan tinggi yang sudah berhasil masuk 500 besar dunia, yaitu Universitas Indonesia (UI) dan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Nasir menjelaskan, pada tahun 2016 ini, Kemenristekdikti juga mengadakan Beasiswa Unggulan Dosen Indonesia (BUDI). Program ini, peminatnya luar biasa.

"Pendaftar BUDI untuk melanjutkan S2 dan S3 di universitas atau kampus dalam negeri ada 9.275 dan luar negeri ada 1.808 dosen. Sedangkan yang lolos dan menerima beasiswa dalam negeri 1.979 dosen. Serta 168 dosen di luar negeri dengan paling banyak melanjutkan di Jepang," jelas dia.

Untuk target realisasi Kemenristekdikti 2016, kata Nasir, cukup banyak yang sudah berhasil bahkan melampaui dari apa yang ditetapkan. Karena itu, Kemenristekdikti membuat target untuk 2017 yang hanya tinggal menghitung hari.

"Kegiatan inovasi industri lembaga Litbang, PT, dan Industri dari target 2016 sebanyak 35, capaian realisasinya 40. Lalu inovasi industri di PT target 2016 5, realisasinya 7," kata dia.

Nasir mengatakan, untuk tahun 2017, Kemenristekdikti akan berjuang meningkatkan kualitas sesuai bidangnya. Sedangkan dengan postur anggaran, Kemenristekdikti akan mengucurkan Rp 1 triliun untuk layanan riset dan teknologi, dari anggaran Rp 38,73 triliun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.