Sukses

Wakapolri-Tokoh Islam Rembuk soal Universitas Islam Internasional

Pembangunan Universitas Islam Internasional di Indonesia untuk menangkal paham radikalisme dalam dunia pendidikan.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri) Komjen Pol Syafruddin melakukan pertemuan dengan tokoh-tokoh Islam moderat membahas pendirian Universitas Islam Internasional di Indonesia.

"Pertemuan ini dimaksudkan untuk membahas pematangan konsep, sosialisasi hingga lahan pembangunan Universitas Islam Internasional di Indonesia," kata Cendekiawan Muslim, Komaruddin Hidayat seusai pertemuan itu di Rumah Dinas Wakapolri, Jakarta, Selasa (27/12/2016).

Menurut Komaruddin, salah satu pertimbangan pendirian Universitas Islam Internasional adalah bagaimana Islam di Indonesia yang dikenal moderat bisa berkontribusi pada dunia.

"Justru banyak yang menyarankan pusat studi Islam di Indonesia dengan mendatangkan profesor-profesor bagus kemudian mahasiswa asing dan juga mahasiswa Indonesia untuk belajar di sini," kata mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.

Ia menyatakan Wakapolri Syafruddin terlibat aktif untuk ikut membangun Universitas Islam Internasional tersebut. "Saat ini sedang tahap satu bagaimana pematangan lahannya, kedua bagaimana pematangan konsepnya dan ketiga sosialiasi pada dunia," ucap Komaruddin seperti dilansir Antara.

Ia juga menambahkan pembangunan Universitas Islam Internasional di Indonesia tersebut untuk menangkal paham radikalisme dalam dunia pendidikan.

Sementara, Wakapolri Syafruddin mengatakan dengan adanya Universitas Islam Internasional diharapkan Indonesia dapat menjadi pusat peradaban Islam di dunia.

Menurutnya, untuk mencegah paham radikalisme di dunia pendidikan, kami juga telah bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Kementerian Pendidikan dan Budaya, Kementerian Agama, dan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

"Sudah banyak programnya, program dari Polri, BNPT masuk ke kampus-kampus, pendidikan menengah, pendidikan dasar itu sudah ada programnya sudah masuk ke kurikulum. Kami juga bekerja sama dengan Kemendikbud, Kemenristek Dikti, Kemenag, dan sebagainya," ucap Syafruddin.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.