Sukses

Arti Penangkapan 4 'Pengantin' Teroris di Waduk Jatiluhur

Keempat terduga teroris, menurutnya, sangat siap melakukan aksi amaliyah. Hal itu terbukti adanya surat dan telah pamit dengan keluarga.

Liputan6.com, Purwakarta - Jelang penutupan akhir tahun 2016, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror kian aktif menggerebek para terduga teroris. Sebenarnya aksi penumpasan para terduga teroris telah dilakukan sejak awal tahun ini, usai pada Januari Ibu Kota dikagetkan dengan aksi teror bom Thamrin, Jakarta Pusat.

Namun, kian intens pada bulan ini. Setidaknya pada penggerebekan akhir tahun ini, Densus menggerebek di beberapa wilayah di Indonesia. Sebut saja di Bintara, Bekasi, Jawa Barat pada Sabtu, 10 Desember 2016.

Pada penggerebekan ketika itu, penyidik menemukan bom dalam bentuk panci presto yang telah dimasukkan dalam tas ransel hitam. Target para terduga teroris adalah ingin meledakkan Istana Negara keesokan harinya, Minggu 11 Desember 2016, dengan memanfaatkan momen pergantian petugas piket Paspampres yang dilakukan secara terbuka tersebut.

Pascapenggeledahan di Bintara Bekasi itu, Densus 88 pun berlari kencang. Pada Sabtu malam menangkap terduga teroris yang masih dalam jaringan Bekasi di Karanganyar, Solo, Jawa Tengah. Terduga teroris di Solo ini diduga kuat sebagai perakit bom yang memiliki daya hancur dengan radius 300 meter tersebut.

Penangkapan terduga teroris juga dilakukan di beberapa tempat lainnya. Yakni Minggu 11 Desember 2016, di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Solo, Jawa Tengah dan Klaten, Jawa Tengah. Selain itu, di Tasikmalaya dan di Kecamatan Jebres Solo, Jawa Tangah, masing-masing pada 15 Desember 2016 dan 18 Desember 2016.

Dan terakhir adalah pada 21 Desember 2016 kemarin di Setu Babakan Tangerang Selatan (Tangsel). Aksi Densus 88 pun berlanjut di Deli Serdang Sumatera Utara (Sumut) dan Payakumbuh Sumatera Barat (Sumbar). Aksi itu dilakukan di hari yang sama.

Nah, dari semua penggerebekan yang dilakukan Densus 88, melulu dilakukan di darat. Berbeda dengan yang dilakukan pada Minggu 25 Desember 2016. Densus 88 menggerebek para terduga teroris di di Waduk Juanda Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat (Jabar).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Teror di Waduk Jatiluhur

Kapolda Jawa barat (Jabar) Irjen Pol Anton Charliyan mengaku heran dengan penggerebekan kali ini. Sebab, lokasinya jauh dari kebiasaan selama ini yang dilakukan para terduga teroris. kali ini mereka digerebek plus dibekuk tengah berada di atas air atau rumah apung.

"Yang menjadi pertanyaan kenapa harus di rumah apung? Kenapa di waduk jatiluhur? Hingga menyulitkan kami," ujar Kapolda Jabar Irjen Pol Anton Charliyan usai penggerebekan di lokasi, Minggu, (25/12/2016).

Ia menegaskan, empat terduga teroris merupakan jaringan Bahrun Naim. Apalagi, keempatnya sudah dibaiat sebagai pengikut ISIS.

"Yang jelas sebelum mereka bergerak segera kita lumpuhkan, coba kalau bendungan ini diledakan kemungkinan kasusnya lebih besar dibanding WTC sehingga banyak yang akan menjadi korban karena ruang lingkup Jatiluhur sangat dekat dengan Purwakarta, Bandung dan Karawang," jelas Anton.

Dalam penggerebekan tersebut, pihak Densus 88 Antiteror mengamankan senjata tajam berupa golok. Dari keempat terduga teroris dua di antaranya meninggal dunia yakni Abu Sovi alias Abu azis alias Mas Brow, warga Jalan Tipar, Kecamatan Kota Waringin, Kabupaten bandung dan Abu Faiz, Warga Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Sedangkan dua terduga lainnya yang ditangkap dalam kondisi hidup yakni Rizal alias Abu Arham (29), warga Randu Kurung, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat dan Ivan Ragmat Syarif (28) warga  Mulya Tani, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

3 dari 4 halaman

Modus Baru

Meski masih didalami, boleh jadi penangkapan para terduga teroris di Waduk Jatiluhur merupakan modus atau gaya baru. Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Yusri Yunus tidak menampik akan hal tersebut.

"Saat penangkapan memang kita koordinasi dengan Polair, itu untuk melakukan penangkapan karena lokasinya di tengah danau. Untuk sasaran mereka masih kita dalami. Kita belum tahu sasarannya Waduk Jatiluhur atau tempat lain," jelas Yusri.

Di samping itu menurut informasi yang dihimpun‎, keempat terduga teroris tersebut sempat beberapa kali melakukan pertemuan di beberapa tempat di Kota Bandung. Bahkan di antaranya, Kebun Binatang Bandung menjadi tempat pertemuan para terduga teroris.

"Kita belum tahu soal itu. Kita masih periksa mereka, nanti kita informasikan. Densus sudah mengawasi mereka (terduga teroris) sejak lama. Karena Densus yang tahu pergerakan mereka," ucap Yusri.

Pendapat serupa juga diungkapkan, Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Hendro Pandowo. Menurutnya, tim Densus 88 mengetahui lebih dalam mengenai pergerakan para terduga teroris tersebut.

"Saya belum tahu. Tapi Densus yang tahu lebih dalam tentang lokasi-lokasinya dan pergerakan mereka," ucap Hendro.

4 dari 4 halaman

4 Pengantin di Tahun Baru 2017

Kapolda Irjen Pol Anton Charliyan memastikan empat terduga teroris telah disiapkan untuk menjadi 'pengantin.' Dalam dunia terorisme, 'pengantin' diartikan sebagai orang yang siap meledakkan diri alias melakukan aksi bom bunuh diri.

"Ada surat untuk menjadi amaliah atau jadi pengantin. Suratnya itu dari Daulah Islamiyah. Surat surat untuk melaksanakan istilah pengantin mereka sudah ada," kata Anton di Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, Minggu (25/12/2016).

Keempat terduga teroris, menurutnya, sangat siap melakukan aksi amaliyah. Hal itu terbukti dengan surat dan telah pamit dengan keluarga. "Mereka juga diketahui sudah pamit untuk mengadakan jihad ke keluarganya," ujar Anton.

Kabid Humas Polda Jabar Kombes Yusri Yunus mengatakan, Polda Jawa Barat akan menggelar pengamanan berlapis menyusul digerebeknya lokasi terduga teroris di Waduk Jatiluhur, terutama menjelang malam pergantian tahun.
‎

"Kita sudah lakukan antisipasi pengamanan, dengan adanya kejadian di Purwakarta ini kita akan lapis kekuatan sampai nanti menjelang malam pergantian tahun," ungkap Yusri saat dihubungi, Minggu 25 Desember 2016.

Keempat terduga teroris yang merupakan warga Jawa Barat itu, diduga merencanakan penyerangan saat malam Tahun Baru‎ 2017. Namun, menurut dia, target penyerangan para terduga teroris itu belum bisa dipastikan.

"Belum tahu apakah menyerang ke Jakarta atau di wilayah Jawa Barat lainnya, kita belum mengetahui. Sampai sekarang, ini yang kita tunggu informasi dari Densus terkait hasil interogasi dua terduga teroris yang telah diamankan," jelas Yusri.‎

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.