Sukses

Puan Maharani: Tamansiswa Jadi Antitesis Perguruan Barat

Puan menilai trilogi kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara selaras dengan dunia pendidikan.

Liputan6.com, Yogyakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani menegaskan Tamansiswa menjadi antitesis Perguruan Barat yang cenderung materialistik dan tidak sesuai dengan budaya bangsa.

Hal itu diungkapkannya saat membuka Kongres XXI Persatuan Tamansiswa bertajuk 'Revitalisasi Tamansiswa Menyukseskan Revolusi Mental, Menghasilkan Generasi Emas Indonesia yang Berpekerti Luhur,' di Pendopo Tamansiswa, Selasa (6/12/2016). Pembukaan kegiatan yang berlangsung selama empat hari tersebut juga dihadiri Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy dan Gubenur DIY Sultan HB X.

Menurut Puan, ada tiga hal pelajaran penting yang bisa diambil dari keberadaan dan sejarah Tamansiswa. Pertama, mengedepankan demokrasi dan gotong-royong.

"Pendidikan menjadi modal utama tetapi kalau tidak dilakukan dengan gotong royong tidak maksimal hasilnya," ujar dia.

Kedua, tuturnya, Perguruan Tamansiswa menggembleng kader patriot bangsa yang menjunjung nilai kebhinnekaan. Saat ini, menurutnya, Bhinneka Tunggal Ika sedang mendapat cobaan dan para murid di Tamansiswa harus menggelorakan semangat itu kembali.

Ketiga, Tamansiswa menjadi pegangan membentuk siswa berkarakter dan berkualitas.

Puan menilai trilogi kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara selaras dengan dunia pendidikan. 'Ing Ngarso Sung Tulodho' berarti guru atau pemimpin di depan memberi contoh. 'Ing Madya mangun karsa,' guru atau pemimpin di tengah publik membangun semangat, dan 'tut wuri handayani' yang bermakna guru dan pemimpin memberikan dorongan dari belakang.

"Sampai sekarang dan masa depan masih relevan, guru harus menjadi suri teladan bagi bangsa bukan hanya muridnya," ucap dia.

Puan juga menambahkan, Ki Hajar juga mengungkapkan pendidikan dari keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat yang berarti sebagai pesan generasi yang baik menjadi tanggung jawab bersama ketiga lembaga itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini