Sukses

Pengamat: Presiden Tak Akan Berani Rombak Kabinet

Presiden SBY akan mengevaluasi komitmen koalisi parpol pendukungnya setelah tiga partai mengambil sikap berseberangan dalam kasus hak angket Bank Century. Namun, pengamat politik menilai Presiden SBY tak akan berani merombak kabinet.

Liputan6.com, Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan mengevaluasi komitmen koalisi partai politik pendukungnya setelah tiga partai mengambil sikap berseberangan dalam kasus hak angket Bank Century. "Koalisi dibangun dengan niat baik, kesepakatan, dan etika. Manakala ada permasalahan terhadap kesepakatan dan etika, selalu tersedua solusi yang tepat dan terhormat," kata Presiden SBY dalam pidatonya di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis (4/3) malam. Sayang, Presiden SBY tak menjelaskan lebih lanjut solusi yang tepat dan terhormat untuk menuntaskan koalisi yang koyak.

Seperti diketahui, tiga partai yang tergabung dalam koalisi, yaitu Golkar, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Persatuan Pembangunan mengambil sikap berseberangan dengan kepentingan Presiden SBY dalam sidang paripurna hak angket Century. Namun, petinggi partai "pembelot" yang kini duduk di kabinet siap dengan segala resiko. "Dalam sistem presidensial Presiden berhak mengganti apapun menterinya. Kalau masalah koalisi silahkan bicara dengan DPP PKS," kata Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring dari PKS.

Imbauan agar presiden merombak kabinet dan mengevaluasi komitmen koalisi muncul dari partai demokrat. Akankah Presiden SBY mengamininya? "Misalnya koalisi itu sungguh-sungguh dirampingkan seperti yang diharapkan PAN dan Demokrat, bisa saja kalau (Presiden) SBY punya keberanian," jelas pengamat politik Indria Samego. "Tapi, saya membaca SBY tak punya keberanian untuk itu. Jadi dia (SBY) tetap membutuhkan koalisi."(BOG)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini