Sukses

Gempa Dahsyat Porak-poranda Bangunan di Cile

Jumlah korban tewas akibat gempa dahsyat berkekuatan 8,8 SR di Cile, menjadi 85 orang. Padamnya jaringan telepon, listrik, dan air di beberapa tempat, menyulitkan penilaian akan kerusakan yang disebabkan gempa.

Liputan6.com, Santiago: Jumlah korban tewas akibat gempa dahsyat berkekuatan 8,8 SR di Cile, menjadi 85 orang. Padamnya jaringan telepon, listrik, dan air di beberapa tempat, menyulitkan penilaian akan kerusakan yang disebabkan gempa. Namun, kerusakan serius terjadi pada dua kota di bagian selatan. Stasiun televisi dan radio di Cile, memberitakan beberapa bangunan runtuh di Kota Curico. Bangunan-bangunan bersejarah di jantung ibu kota Cile, Santiago, pun rusak parah.

Di Santiago, bangunan-bangunan modern telah dibangun memenuhi standar tahan gempa. Tapi, banyak bangunan-bangunan tua yang mengalami kerusakan berat. Seperti Gereja Nuestra Senora de la Providencia, tempat sebuah menara lonceng ambruk. Apartemen dengan lahan parkir dua tingkat juga rata dengan tanahm sehingga menghancurkan sekitar 50 mobil.

Bangunan terbakar, jembatan ambruk, dan penduduk berkumpul di jalan-jalan yang dipenuhi dengan reruntuhan batu dan kaca dari rumah-rumah yang hancur. Begitulah kira-kira gambaran situasi di Cile. Selain itu, televisi lokal, Chili TV, melaporkan bahwa sebuah gedung berlantai 15 runtuh dan sebuah bangunan terbakar di Kota Concepcion. Di kota ini, sejumlah jalan raya pun terbelah. Beberapa warga menjarah apotek dan mencuri kantong gandum. Bandar Udara Internasional Santiago mengalami kerusakan pada terminal penumpang. Ini menyusul runtuhnya sebagian area di lantai dua sehingga bandara ditutup selama 24 jam.

Presiden Michelle Bachelet mengimbau rakyat tetap tenang dan bertahan di rumah untuk menghindari kecelakaan di jalan-jalan. "Dengan gempa sebesar ini kita tidak dapat mengesampingkan kemungkinan lebih banyak korban tewas dan luka-luka," imbuhnya.

Banyak di antara penduduk yang ketakutan oleh gempa susulan berkekuatan besar. Mereka berupaya menelepon kerabat dekat dan keluarga. Orang-orang bertebaran di jalan-jalan ibu kota, mereka saling berpelukan dan menangis. Puing-puing dan pecahan kaca berserakan di jalan-jalan. Setelah gempa, para korban terlihat kebingungan di antara puing-puing, terbungkus dalam selimut, dan tertutup tanah. "Tak pernah dalam hidupku aku mengalami gempa seperti ini. Ini seperti akhir dunia," kata seorang pria pada televisi lokal, di Temuco. Di kota ini, petugas mendirikan rumah sakit jalanan sebagai upaya tanggap darurat.(ANS/Reuters)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.