Sukses

Romo Benny: Selesaikan Perbedaan Lewat Dialog dan Damai

Koalisi masyarakat sipil berharap tokoh masyarakat dapat meredam pasca peristiwa bom Samarinda.

Liputan6.com, Jakarta - Teror molotov di Gereja Oikumene, Jalan Cipto Mangunkusumo Nomor 32 RT 03 Kelurahan Sengkotek Kecamatan Loa Janan Ilir, Samarinda Seberang, Kalimantan Timur, menelan korban jiwa. Balita berusia 2,5 tahun, Intan Marbun, meninggal dunia akibat tragedi tersebut.

Romo Benny Susetyo dari Koalisi Masyarakat Sipil berharap budaya kekerasan dalam setiap penyelesaian suatu masalah dapat diselesaikan dengan cara-cara damai.

"Hentikan kultur kekerasan. Jika ada perbedaan kita selesaikan lewat cara dialog dan damai. Dan bila situasi itu terus dibiarkan, ekonomi bisa hancur dan negara bisa krisis," kata Benny di di Ma'arif Institute, Tebet Barat Dalam II, Jakarta Selatan, Selasa (15/11/2016).

Sementara itu, salah satu inisiator Koalisi Masyarakat Sipil lainnya, Ray Rangkuti, mengatakan pihaknya prihatin dengan aksi teror di Samarinda yang menyebabkan korban tewas.

Dia berharap seluruh masyarakat dapat menciptakan situasi kondusif setelah insiden teror Samarinda. Dia berharap tokoh masyarakat, pemuka agama, dan politikus memberikan suara-suara sejuk setelah peristiwa Minggu, 13 November 2016 pagi itu.

Ray mengatakan, terkait penegakan hukum dia meminta negara menindak tegas dan memproses hukum pelaku dengan hukuman tegas.

"Negara melalui presiden dan aparaturnya dapat melakukan tindakan hukum tegas," ujar Ray.

Ledakan terjadi Minggu, 13 November 2016, sekitar pukul 10.00 Wita. Saat itu jemaah yang selesai ibadah sedang keluar menuju parkiran.

Tiba-tiba, datang orang yang tidak dikenal melemparkan bom molotov ke halaman parkir gereja.

Pelempar bom kemudian melarikan diri dan melompat ke Sungai Mahakam. Warga melihat kejadian tersebut dan berusaha mengejarnya. Namun akhirnya pengejaran terhadap pengebom tersebut berhenti setelah warga menangkapnya.

Tersangka diketahui bernama Juhanda (32). Dia adalah residivis kasus terorisme di Serpong dan masuk kelompok bom buku.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.